Rabu 30 Mei 2018, 07:25 WIB

Lebih Baik Diam

Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta | Renungan Ramadan
Lebih Baik Diam

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

 

ADA pepatah kuno yang berbunyi: Diam adalah emas dan bicara adalah perak.

Kita bisa setuju atau tidak dengan pepatah tersebut, tetapi yang pasti kita sendiri seringkali pada akhirnya menyesal karena terlalu banyak bicara.

Sebaliknya, kita juga sering bersyukur karena bisa bersikap diam dan mengendalikan diri sehingga terbebas dari fitnah dan marabahaya. Kita juga sering setuju dengan pernyataan: Kita lebih gampang disuruh bicara ketimbang disuruh diam. Yang pasti, mungkin semuanya, kita pernah memilih diam sebagai jawaban yang paling tepat.

Nabi Zakariya juga pernah mengalami hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Surah Maryam. Ia sangat berhasrat memiliki anak. Ia tak pernah berhenti berdoa meskipun usianya sudah tua dan istrinya juga demikian.

Sebagai wujud tanda syukur dan sekaligus nazar sekiranya ia berhasil dikaruniai anak, Nabi Zakariya akan berpuasa bicara selama tiga hari. Ini sebagaimana disebutkan dalam Alquran. "Zakaria berkata, 'Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda'. Tuhan berfirman, 'Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat'." (QS Maryam/19:10).

Akhirnya, doanya dikabulkan dan Nabi Zakariya menunaikan nazarnya dengan berpuasa bicara selama tiga hari seperti yang ditentukan.

Diam atau puasa bicara sesungguhnya bukan pekerjaan mudah bagi orang normal. Namun, Allah SWT selalu mengingatkan kita agar berhati-hati soal bicara, sebagaimana firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS Al-Ahzab/33:70).

Dalam hadis Nabi disebutkan, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka hendaklah ia mengatakan yang benar atau lebih baik diam."

Nabi juga mengingatkan kita, "Sesungguhnya dosa yang paling banyak dilakukan anak cucu Adam adalah pada lidahnya. Musibah itu terwakili melalui ucapan. Barang siapa yang banyak bicara, banyak juga kekeliruannya. Barangsiapa yang banyak kekeliruannya, banyak juga dosanya. Barang siapa yang banyak dosanya, nerakalah yang paling tepat tempatnya."

Banyak lagi ayat dan hadis yang mengingatkan kita agar jangan mengumbar pembicaraan yang tak perlu.

Kalangan sufi ada yang pernah mengatakan diam adalah keselamatan dan itulah yang esensial, sedangkan bicara adalah bukan esensial.

Baca Juga

Abdul Mu’ti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah /MI. Duta

Inkulturasi Idul Fitri

👤Abdul Mu’ti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah /MI. Duta 🕔Minggu 16 April 2023, 05:20 WIB
IDUL Fitri ialah hari raya dengan umat Islam disunahkan melaksanakan salat dan mengumandangkan...
Ridwan Hassan Dubes RI untuk Qatar /MI Duta

Setelah Kesulitan Ada Kemudahan

👤Ridwan Hassan 🕔Minggu 09 April 2023, 05:50 WIB
FA inna ma’al-'usri yusra. Inna ma’al-‘usri yusra (Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan....
Ridwan Hassan Dubes RI untuk Qatar/ MI.Duta

Suluh Peradaban dari Teluk

👤Ridwan Hassan Dubes RI untuk Qatar 🕔Minggu 02 April 2023, 05:10 WIB
"AKU pergi ke negara Barat, aku melihat Islam, namun tidak melihat orang...

RENUNGAN RAMADAN

CAHAYA HATI


JADWAL IMSAKIYAH
Minggu, 01 Okt 2023 / Ramadan 1443 H
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya
Imsyak : WIB
Subuh : WIB
Terbit : WIB
Dzuhur : WIB
Ashar : WIB
Maghrib : WIB
Isya : WIB

PERNIK RAMADAN