Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBUAH riwayat menyebutkan Ramadan terbagi dalam tiga bagian, yaitu 10 hari pertama ialah rahmat, 10 hari kedua magfirah, dan 10 hari terakhir ialah pembebasan dari api neraka (Itqum minannar).
Terlepas dari kesahihan hadis itu, kontennya mendapat pembenaran dari segi substansi. Pada Ramadan inilah masanya kita tidak saja mencari rahmat, tapi juga tidak kalah pentingnya membangun rahmat atau kasih sayang di antara sesama umat yang seagama maupun berbeda agama.
“Kasih sayang atau rahmat ialah dasar dari segala qadar atau keputusan Ilahi. Alam semesta diciptakan, langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya tercipta di atas dasar kasih dan sayang Allah. Wujud kehidupan makhluk tanpa kecuali terbangun di atas dasar rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” kata Shamsi Ali memaparkan hikmah Ramadan kepada Media Indonesia, Minggu (20/5).
Imam Islamic Center of New York, AS, 2001-2010, itu mengatakan, bagi seorang mukmin disadari betul bahwa agama ini dari awal hingga akhir semuanya terbangun di atas rahmat-Nya. Kita mendapat hidayah-Nya, bukan karena keilmuan kita semata, bukan karena kehebatan usaha kita semata, melainkan karena kita disayang Allah, karena rahmat Allah juga.
“Ibadah-ibadah yang kita lakukan dimungnkinkan karena rahmat Allah. Kita salat dan puasa karena hidayah Allah. Hidayah Allah itu mungkin karena rahmat-Nya. Karenanya, Alquran itu salah satunya memang rahmat Allah bagi manusia,” kata laki-laki kelahiran 5 Oktober 1967 di Bulukumba, Sulawesi Selatan, itu.
Bahkan, ujarnya, pada akhirnya nanti tidak ada seorang pun yang akan masuk surga Allah kecuali karena rahmat-Nya. Bahkan, Rasulullah SAW sekalipun tidak akan masuk surga Allah kecuali Allah merahmatinya.
Suatu ketika Rasulullah SAW menyampaikan kepada para sahabatnya, “Tidak satu orang pun yang akan masuk surga kecuali dengan kasih sayang Allah”. Sahabat bertanya, “Engkau pun ya Rasul?” Rasulullah SAW menjawab, “Saya juga kalau bukan karena Rahmat Allah, tidak akan masuk surga”.
Demikianlah urgensi rahmat (kasih sayang) Allah SWT. Oleh karena itu, rahmat ialah salah satu hal penting yang kita perjuangkan untuk didapatkan di bulan puasa ini. Sebabnya, ketika rahmat telah kita dapatkan, semua sudah ada jaminannya.
Ia juga memaparkan, Allah SWT mengedepankan sifat kasih sayang di atas segala sifat-Nya yang lain. Wa rahmati wasi’at kulla sata, yang artinya kasih-Ku melebih segala sesuatu. Salah satu bukti terbesar dari rahmat Allah itu ialah pintu-pintu kasih yang dibuka luas untuk mengampuni hamba-hamba-Nya.
Alquran menyatakan, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas, jangan berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya”.
Mutlak
Dalam berbagai hadis, Allah membuka pintu seluas-luasnya kepada mereka yang berbuat dosa di malam hari untuk diampuni di siang hari, dan membuka pintu tobat di siang hari bagi pendosa siang hari.
Alquran dan hadis Rasulullah semua menggambarkan kasih dan sayang Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW pernah sangat marah karena seorang perempuan dari kalangan musuh terbunuh di medan perang atau ketika sebuah sarang semut dibakar tanpa alasan apa pun.
Dari semua itu, “Pesan moral terbesarnya bahwa kasih sayang, apalagi di bulan Ramadan ini menjadi sesuatu yang mutlak. Melakukan kekerasan-kekerasan, terorisme, dan pembunuhan kaum sipil jelas tidak saja terkutuk dalam agama, tapi sesungguhnya merusak secara gamblang ajaran agama yang menjunjung tinggi kehidupan dan kedamaian, “ tandasnya. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved