Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Memaknai Keberkahan Bulan Suci

Dinda Shabrina
04/4/2023 06:10
Memaknai Keberkahan Bulan Suci
Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali.(Dok. Pribadi)

MANUSIA yang terdorong oleh tendensi egois selalu ingin tampil berlebihan. Berlebihan dalam bahasa Al-Qur’an disebut israf. Sementara itu, lawan dari berlebihan 'pertengahan' diekspresikan dengan kata qawaama di surah Al-Furqan.

Apa pun justifikasinya, israf adalah perilaku yang tidak saja negatif. Bahkan, boleh jadi berwujud sebagai perilaku yang destruktif. Islam melarang kehidupan berlebihan. Dalam hal makan misalnya Allah menyebut, “Makan dan minumlah kalian, tapi jangan berlebihan.”

Penjelasan tersebut disampaikan Presiden Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali dalam tausiahnya, kemarin. Berlebihan menjadi negatif karena sesungguhnya tidak memberikan manfaat kepada pelakunya.

Yang terjadi hanya pada perasaan, bagaikan halusinasi.

Sejatinya yang ingin dilakukan pelaku israf atau berlebihan ialah mendapatkan kekaguman dari orang lain di sekitarnya. "Masalahnya kemudian apakah orang di sekitarnya terkagum? Atau sebaliknya justru menimbulkan perasaan yang negatif pula? Bisa jadi kecurigaan, cemohan karena dianggap angkuh, atau sebaliknya tumbuh perasaan iri hati dan hasad. Ke semua itu justru menjadi beban, bahkan dosa bagi pelaku israf," jelasnya.

Yang lebih berbahaya lagi ialah jika pelaku israf itu tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dari orang lain (pujian atau kekaguman). Pastinya bukan kepuasan dan ketenangan yang dia dapatkan. Sebaliknya dia akan terbebani perasaan keinginan untuk dikagumi.

Bahkan, lebih jahat lagi ialah ketika keinginan untuk tampil berlebihan itu tidak seimbang dengan kemampuan yang dimilikinya. Yang terjadi ialah tendensi menghalalkan segala cara demi hasrat egoisti.

“Di sinilah kita sering menemukan pejabat-pejabat korupsi demi memenuhi tendensi egoistis kemewahan tadi. Terjadi pepatah yang mengatakan lebih besar pasak dari tiang," imbuhnya.

Pada sisi mana pun, kecenderungan berlebihan dalam hidup itu madzmumah (terhinakan) dan membawa kepada kehinaan. Peristiwa-peristiwa di Tanah Air yang terbuka akhir-akhir ini hanyalah contoh kecil dari karakter hina manusia itu. Merek Rubicon atau kata moge menjadi populer karena kecenderungan berlebihan dan pamer hidup.

 

Penyakit mental

Hal-hal seperti ini sering kali bukan sekadar fenomena karakter biasa, melainkan telah menjadi penyakit mental (mental sickness) yang bahkan berpengaruh secara sosial.

Kecenderungan berlebihan dan mewah bukan saja pada gaya hidup. Namun, termasuk ketika seseorang diamanahi jabatan sering kali berlebihan dalam perilaku jabatan.

"Baru menjadi kepala desa sudah bergaya dan angkuh luar biasa. Padahal, Presiden Amerika membawa kopinya sendiri ketika ada di jalan," ujar Imam Shamsi memberikan perbandingan.

Sering juga ada orang yang baru diuji dengan kekayaan yang tidak seberapa, tetapi berlagak seolah dunia dan langit ada dalam genggamannya.

Puasa mengajarkan hidup sederhana. Bahwa dunia ini sebesar dan sehebat apa pun tidak bisa memenuhi segala kecenderungan hawa nafsu dan keinginan manusia. Dunia punya keterbatasan (faniyah).

Puasa mengajarkan bahwa demi kehidupan yang lebih mulia justru dunia dikesampingkan sementara. Seolah melatih manusia untuk melepaskan diri dari perbudakan dunia dan menjadi tuan untuk diri dan hidupnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah