TEPAT seminggu umat muslim melaksanakan ibadah puasa yang diwajibkan untuk menahan lapar dan haus. Namun, ternyata keberhasilan atau diterima tidaknya puasa oleh Allah SWT tidak sekadar menahan dua hal tersebut.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, jika seseorang ingin berhasil dalam menjalankan ibadah puasa, ia harus menunaikan berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah dan didetailkan Nabi Muhammad SAW.
“Ukuran benarnya puasa seseorang atau keistimewaan lulus puasa harus ditunaikan berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan Allah SWT dan didetailkan oleh penjelasan dari Nabi Muhammad SAW,” ucap Ustaz Adi Hidayat dilansir dari Youtube Adi Hidayat, Selasa (28/3).
Jika menunaikan puasa dengan benar sesuai aturannya, ucap Ustaz Adi, itu akan menghasilkan perisai yang menyatu dengan jiwa. Itu disebabkan setiap kali beribadah akan membentuk karakter-karakter kebaikan dan puncaknya ialah takwa.
Adapun takwa dapat dilihat dari dua hal, yaitu menunaikan ibadah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Karena itu, dengan adanya takwa, manusia dijauhkan dari perbuatan maksiat.
Salah satu amalan pada bulan Ramadan yang dapat membentuk takwa ialah salat. Dalam QS Al-Ankabut ayat 45 disebutkan fungsi salat ialah untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.
“Di Ramadan kita tingkatkan salat dengan kuantitas dan kualitasnya sehingga dengan itu membentuk satu suasana rukiah dalam diri kita untuk mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya.
Banyak ulama menganjurkan umat muslim pada saat Ramadan meningkatkan pelaksanaan salat sunah, seperti salat malam dan tahajut sebab pada waktu-waktu malam itulah banyak doa yang diminta akan dikabulkan Allah SWT.
Sementara itu, indikator keberhasilan puasa lainnya ialah meninggalkan perbuatan maksiat, seperti berselisih, berperasangka buruk, ataupun mencela. Namun, jika sudah telanjur melakukan hal tersebut, segera meminta ampun kepada Allah dan beristigfar.
Apabila perbuatan maksiat dapat ditinggalkan, amalan baik pun akan meningkat. Cara meningkatkan amal soleh dengan mengaji dan berbuat baik dalam segala aspek dan rajin bersedekah.
Karena itu, dikatakan Ustaz Adi Hidayat, hal yang paling utama untuk mendapatkan perisai puasa ialah meninggalkan segala hal yang mendorong berbuat maksiat dan yang merusak hal-hal yang bisa mendorong berbuat maksiat, seperti kata-kata tak pantas, celaan, erotis, dan lain sebagainya.
“Lisan mewakili bahasa hati, jadi kalau ingin mengetahui suasana hati seseorang bisa dilihat 90% dari lisan dan 10% gesturnya. Kalau kita dapat menaklukkan lisan kita, kemungkinan 90% bagian dari kita aman sumber perkelahian,” ujar Ustaz Adi.
“Terpeleset kaki menjatuhkan badan, terpeleset lidah menjatuhkan kedudukan,” pungkas Ustaz Adi. (H-1)