Kamis 23 Maret 2023, 06:15 WIB

Kota Singa, Islam, dan Pelabuhan Penting

Fal/H-1 | Ramadan
Kota Singa, Islam, dan Pelabuhan Penting

AFP/ROSLAN RAHMAN
Para turis berfoto dengan latar belakang patung kepala singa bertubuh ikan yang merupakan maskot negara Singapura di Taman Merlion.

 

SINGAPURA ialah sebuah negara, pulau kecil, di ujung Semenanjung Malaya dari dulu dan kini merupakan lokasi strategis untuk lokasi perdagangan mancanegara. Lokasinya membantu jalur perdagangan laut dari Barat, seperti India, Persia, dan Arab, menuju Guangzhou di Tiongkok. Beragam nama diberikan padanya, dari Pulau Ujung, Temasek atau Tumasik, dan Kota Singa. Temasek pernah disebutkan dalam Negarakretagama, yang berarti Kota Laut.

Sumber lain menulis bahwa penyebutan Kota Singa (Lion City) yang sebenarnya bukan merujuk pada kucing besar itu, melainkan dari kata 'singgah’. Itu disebabkan pada masa Majapahit kota itu menjadi tempat persinggahan para pedagang.

Namun, kronik Melayu pada abad ke-17 menyebut seorang pangeran dari Sriwijaya pada 1299 berkunjung. Nama pangeran itu ialah Sri Tri Buana. Ia melihat seekor singa di pulau itu dan memberi namanya sebagai Singapura, Kota Singa, dan dijadikan pos perdagangan untuk Kerajaan Sriwijaya.

Asep Saefullah dari Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama menulis Singapura sudah memiliki kesultanan sebelum dikuasai Kesultanan Malaka. Penguasa Kerajaan Temasek berturut-turut ialah Sri Tri Buana (1299-1347), Sri Pikrama Wira (1347-1362), Sri Rana Wikema (1362-1375), Sri Maharaja (1375-1388), dan Sri Sultan Iskandar Syah memerintah 5 tahun sebelum berpihak pada Malaka.

Lokasinya yang strategis membuat islamisasi berkembang di Temasek. Sebagai transit perdagangan mancanegara, Temasek memungkinkan sebagai pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam pada masa Kesultanan Malaka sampai awal abad ke-20.

Ada beberapa teori yang memperkirakan bagaimana Islam bisa tiba di Singapura. Adalah teori Arab yang berlangsung pada abad ke-7 dan ke-8 yang juga menyebarkan Islam ke Nusantara. Selain itu, teori yang mengatakan pedagang Persia-lah yang membantu penyebaran Islam.

"Perkembangan Islam di Selat Malaka dan sekitarnya semakin insentif dan maju pesat di bawah kekuasaan Kesultanan Malaka," terang Asep. Singapura menjadi kota yang dilengkapi sebuah pelabuhan penting dalam masa 'ledakan perdagangan' yang terjadi.

"Dengan demikian, Tumasek Islam, jika disebut demikian, dapat diduga kuat muncul pada masa 'ledakan perdagangan' karena kota ini merupakan pelabuhan penting yang dikuasai Malaka saat itu," ujarnya.

Akan tetapi, seiring dengan masuknya periode kolonial oleh Portugis dan Inggris, pengaruh Islam makin terkikis di Singapura. (Fal/H-1)

Baca Juga

Sampoerna Land

Pesan AA Gym dalam Halal Bihalal di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square

👤Gana Buana 🕔Kamis 18 Mei 2023, 14:32 WIB
Kegiatan amaliyah Ramadan 1444 H di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square ditutup dengan acara Halal Bihalal, Rabu...
Dokumentasi pribadi.

Infobrand.id Gandeng 22 Perusahaan Gelar Program Ramadan Berbagi

👤Media Indonesia 🕔Kamis 27 April 2023, 10:00 WIB
CEO Infobrand.id Susilowati Ningsih mengatakan Charity Program Ramadhan Brand Berbagi 2023 merupakan penyelenggaraan kali...
Dokumentasi pribadi.

Pedagang Warteg dan Kaki Lima Jakarta Bantu Warga tidak Mampu

👤Media Indonesia 🕔Jumat 21 April 2023, 16:10 WIB
Bulan puasa Ramadan pada 2023 atau bertepatan 1444 Hijriyah akan segera berakhir. Sejumlah komunitas masyarakat terpantau melakukan...

RENUNGAN RAMADAN

CAHAYA HATI


JADWAL IMSAKIYAH
Selasa, 06 Jun 2023 / Ramadan 1443 H
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya
Imsyak : WIB
Subuh : WIB
Terbit : WIB
Dzuhur : WIB
Ashar : WIB
Maghrib : WIB
Isya : WIB

PERNIK RAMADAN