Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

TAFSIR AL-MISHBAH: Beriman kepada Kitab Allah

Quraish Shihab
30/6/2016 07:15
TAFSIR AL-MISHBAH: Beriman kepada Kitab Allah
micom(micom)

SETELAH ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang mempersekutukan Allah SWT karena tidak percaya akan kitab suci, Tafsir Al Misbah kali ini mengkaji sebaliknya berdasarkan Alquran Surat Al-Ankabut: 46-55 tentang beriman kepada kitab Allah.

Sebagaimana Alquran dipercaya sebagai pedoman hidup yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, pun fakta lain bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani mempunyai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS juga harus diimani.

Di sinilah Allah berpesan kepada umat Islam melalui firmannya,

Baca juga : Presiden Laksanakan Salat Id Bersama Warga Padang

"Janganlah kamu berdiskusi dengan ahlul kitab yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani, kecuali dengan cara dan kata-kata sikap yang terbaik."

Waqulu amanna billadzi unzila ilaina wa unzila ilaikum. Dan katakanlah, kami telah beriman dengan jujur dan ikhlas.

(Kepada yang diturunkan kepada kamu), yaitu Alquran (dan yang diturunkan kepadamu) berupa kitab Taurat dan Injil.

Baca juga : Buat Takbiran, Presiden Jokowi Beli Kemeja Rp150 Ribu

Rasulullah SAW bersabda, "Jangan membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya. Katakan saja, 'Kami beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan para rasul-Nya."

Memang boleh jadi sebenarnya kita (umat muslim) percaya Injil dan Taurat, sedangkan nonmuslim tidak mempercayai Alquran.

Akan tetapi hal itu tidak boleh menghalangi untuk berdiskusi dengan baik.

Baca juga : PMI Sukabumi Sediakan Jasa Pijat Gratis bagi Pemudik

Untuk itu perlu dicari jalan temu, di antaranya melalui kehidupan bermasyarakat.

Membaur bersama orang-orang yang tidak hanya berasal dari agama yang sama, melainkan dengan seluruh umat manusia tanpa terkecuali.

"Tuhan kami dan Tuhan kalian sama. Kita dalam konteks Indonesia semua mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa, meski boleh jadi penafsirannya berbeda. Itu titik temu."

Baca juga : Arus Mudik Dari Bali Nyaris Zero Accident

Toh, kitab-kitab suci itu sumbernya dari Allah SWT. Semua berserah diri kepada Tuhan. Sekalipun memiliki penafsiran yang berbeda-beda, yang terpenting utamakan persamaan agar bisa menjadi landasan untuk kemaslahatan umat.

Lebih lanjut, di antara orang-orang Arab masyarakat Mekah yang percaya dan tidak percaya.

Tidak ada yang mengingkari bukti-bukti kebesaran Allah kecuali orang-orang kafir.

Baca juga : Anggota FPI yang Langgar Aturan saat Takbir Keliling akan Ditindak

"Hai Muhammad, Engkau itu sebelumnya tidak pernah membaca kitab-kitab sebelumnya, Engkau juga tidak pandai menulis. Kalau Engkau pandai menulis, membaca, orang-orang akan ragu kalau Alquran adalah hasil bacaanmu."

Itulah hikmahnya kenapa Nabi SAW tidak pandai membaca dan menulis, tapi bisa mengungkapkan ayat seindah ini.

Allah sengaja memilih nabi-Nya yang tidak pandai membaca dan menulis untuk menjadi bukti kebenaran Alquran bersumber dari Allah, bukan buatan Muhammad.

Baca juga : Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok Naik

Alquran itu ayat-ayat yang sangat jelas dan berada di dada orang-orang berilmu.

"Kalian tidak percaya, cukuplah Allah yang menjadi saksi antara saya dan kamu," kata Nabi Muhammad SAW. (Mut/H-1)

Baca juga : Polisi Ancam Tindak Tegas Warga yang Bawa Petasan Saat Takbir Keliling



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah