Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

5 Fungsi Puasa Ramadan yang Memerdekakan dan Mempersatukan

Mediaindonesia.com
05/4/2022 19:30
5 Fungsi Puasa Ramadan yang Memerdekakan dan Mempersatukan
Dosen Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta Dr H Muhammad Suaib Tahir Lc MA.(Ist)

UMAT Islam di seluruh dunia saat ini tengah melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan dengan rangkaian ibadah yang memerdekakan dan mempersatukan. Merdeka dari nafsu, egoisme, fanatisme, adu domba, dan perpecahan.

Semangat Ramadan yang memerdekakan dan mempersatukan ini sejatinya hanya bisa dicapai jika umat Islam mampu memahami fungsi dan makna di balik ibadah berpuasa tersebut. Setidaknya, ada lima fungsi berpuasa yang perlu dipahami umat agar mampu memerdekakan diri dari dorongan-dorongan hawa nafsu yang justru dapat menimbulkan perpecahan dan merusak esensi Ramadan sebagai bulan yang suci.

"Saya melihat puasa membentuk karakter seseorang. Artinya, puasa ini memiliki beberapa fungsi terhadap seseorang dalam menjalankan puasa. Pertama, puasa memiliki fungsi konfirmatif. Fungsi konfirmatif adalah dengan berpuasa, mengonfirmasi bahwa seseorang adalah hamba Tuhan yang beriman. Dengan menyelenggarakan puasa, berarti menyatakan diri sebagai hamba yang tunduk pada perintah Allah SWT," ujar Dosen Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta Dr H Muhammad Suaib Tahir Lc MA, seperti dilansir Antara di Jakarta, Selasa (5/4).

Kemudian kedua, lanjut Suaib, fungsi puasa ialah lebih bersifat kepada purifikatif, artinya membersihkan jiwa sehingga di bulan Ramadan ini adalah sebuah kesempatan untuk membersihkan diri dari hal-hal dan kebiasaan buruk.

Fungsi purifikatif bermakna bahwa puasa sebagai cara dan kesempatan untuk bagaimana umat dapat mengembalikan diri sebagai orang yang bersih atau orang yang fitrah dengan meninggalkan sifat-sifat yang tidak terpuji, yang tentunya harus dihindari dalam beribadah.

Adapun yang ketiga, kata Suaib, fungsi iluminatif, yaitu untuk memperbaiki sesuatu. Sebagaimana puasa mendorong kita untuk memenuhi target, untuk berpindah dari derajat ke derajat lain dalam hal karakter dan ketaqwaan.

Fungsi keempat adalah fungsi preservatif yaitu bagaimana puasa yang konteksnya adalah ibadah serta urusan antara manusia dan Tuhannya, namun mampu juga memberikan kebermanfaatan misalnya dalam segi kesehatan.

"Puasa menjaga keadaan tubuh, seperti yang sering kita dengar ada seorang dokter dan para ahli mengatakan bahwa berpuasa itu memberikan kesehatan. Dan terbukti banyak yang merasakan manfaat bagaimana mengatur makanan dengan baik," lanjut dia.

Fungsi kelima puasa yaitu transformatif, yang berarti berpuasa seharusnya mendorong seseorang agar dapat bertransformasi menjadi umat yang jauh lebih baik dari sebelumnya.


Baca juga: Raih Empat Utama dari Bulan Istimewa


Dengan memahami fungsi-fungsi dari puasa itu. Tentunya kita akan bebas dari kungkungan hawa nafsu yang selalu akan mengarahkan kita kepada hal-hal yang negatif yang tidak bermanfaat bagi seseorang.

Makna Ramadan sebagai bulan yang memerdekakan adalah bagaimana seseorang mengontrol hawa nafsu. Artinya, manusia yang berpuasa dan beriman serta bertaqwa pada Allah SWT, maka dia akan terbebas dari pengaruh hawa nafsu atau dorongan dorongan hawa nafsu.

Ketika orang-orang sudah bebas dari dorongan-dorongan hawa nafsu itu, tentunya manusia akan kembali ke naturalnya bahwa kita semua ini adalah sama, kita ini adalah satu, kita tidak boleh terpecah-pecah.

Menyinggung polemik dan permusuhan yang kerap terjadi di bulan suci Ramadan terkait pembatasan operasional rumah makan selama bulan Ramadan. Hal ini terjadi ketika seseorang gagal memaknai dan memahami fungsi Ramadan.

"Ketika kita tidak memahami fungsi puasa tadi, maka akan mendorong kita kepada hawa nafsu. Jadi akibatnya ibaratnya puasa ini adalah membawa musibah bagi orang lain, karena kesalahan kita di dalam memaknai puasa itu. Padahal ini hubungan dengan Tuhan, sehingga tidak harus dihargai oleh orang lain," ujarnya.

Tindakan pemaksaan penutupan operasional sejumlah rumah makan sebagai fanatisme kosong, tanpa ilmu. Hal ini menurutnya harus diredam agar tidak semakin menimbulkan perpecahan suku, ras, budaya dan khusunya agama itu sendiri di tengah pluralisme bangsa.

Pasalnya, sering kali masalah di tengah masyarakat yang terkait dengan agama dan persatuan umat diakibatkan oleh penceramah yang menganggap dirinya memiliki ilmu agama yang mumpuni, padahal sebenarnya tidak.

Karena orang kalau sudah punya ilmu tentunya tidak akan fanatik, enak untuk diajak berbicara. Artinya ketika dia berbicara dia akan memberikan pengetahuan bagi kita. Beda jika orang itu tidak punya ilmu, kita hanya akan membuat pertengkaran yang tidak ada gunanya.

Untuk itu, seluruh masyarakat di bulan suci Ramadan agar bisa bersama-sama menyadari bahwa bangsa Indonesia ini sangat beragam. Di mana masyarakat diminta untuk tidak merasa diri paling benar, yang pada akhirnya justru malah merusak keindahan negeri yang beragam ini.

Kita hidup di dalam satu komunitas yang berbeda-beda. Karena perbedaan ini adalah suatu keniscayaan. Tetapi jangan sampai perbedaan itu menjadi saling menjatuhkan dan saling menimbulkan persoalan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dengan memahami 5 fungsi Ramadan kehidupan masyarakat Indonesia dapat dijauhkan dari perpecahan dan bisa hidup dalam persatuan dan saling berdampingan di tengah perbedaan. (Ant/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah