Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Belangekhan Tradisi Sucikan Diri

Eva Pardiana
12/4/2021 02:00
Belangekhan Tradisi Sucikan Diri
Belangekhan atau belangiran yang artinya mandi (belangekh), mensucikan diri jelang ramadan(ANTARA)

MASYARAKAT adat Provinsi Lampung punya tradisi unik sambut Ramadan. Mereka menyebutnya belangekhan atau belangiran yang artinya mandi (belangekh).

Ritual mandi tersebut merupakan simbol pembersihan diri dan hati untuk menghadapi ibadah di bulan Ramadan. "Dahulu belangekhan juga dilakukan orang yang baru sembuh dari sakit keras," ujar praktisi adat Lampung, Suntan Purnama.

Sutan Darmawan Sutan dari Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL), koordinator acara belangekhan yang digelar Pemprov Lampung, memaparkan tradisi ini dilaksanakan masyarakat adat Lampung secara umum, baik pepadun maupun saibatin beberapa hari menjelang Ramadan.

Dalam tradisi pepadunbelangekhan juga kerap dilakukan saat sebuah keluarga menyambut kedatangan seorang gadis yang akan dinikahi.

Prosesi belangekhan dilakukan para muli (gadis) dan mengakhanai (bujang) di aliran sungai. Prosesi diawali dengan mandinya tujuh muli dengan air khusus.

Air tersebut berupa campuran air abu merang (tangkai padi yang sudah dibakar), bunga tujuh rupa, jeruk nipis, dan air dari tujuh sungai. Setiap bahan campuran air memiliki makna tersendiri.

"Merang melambangkan padi sebagai makanan pokok masyarakat Lampung. Zaman dulu sebelum ada sampo, merang dan jeruk nipis dipakai orang untuk keramas. Kalau kembang tujuh macam dulu biasa digunakan untuk pembersihan diri dari setan," papar Sutan, Sabtu (10/4).

Adapun tujuh gadis melambangkan tujuh bidadari yang turun di sungai untuk menyucikan diri, juga representasi tujuh sumber mata air.

Prosesi belangekhan dikemas dengan penampilan budaya Lampung lainnya, seperti tarian tradisional dan musik gitar tunggal.

Sutan mengakui kini tidak banyak masyarakat suku Lampung yang melaksanakan ritual belangekhan. Upaya pelestarian tradisi ini pertama kali diinisiasi mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dan agenda tahunan pada masa kepemimpinannya.

Pada 2021 ini kali pertama belangekhan kembali digelar pemda setelah cukup lama terhenti, dengan menerapkan prokes ketat.

Sebagai praktisi adat, Sutan bersama organisasi sosial kemasyarakatan Lampung, seperti MPAL, Forum Komunikasi Masyarakat Lampung, Lampung Sai, berkomitmen memperkenalkan tradisi ini, terutama kepada generasi milenial. "Butuh peran dari banyak pihak untuk menjaga agar budaya Lampung tidak punah," ujar Sutan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah