Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
CALON Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyapa warga RW 05 Kelurahan Penggilingan, Jakarta Timur, Selasa (4/4). Saat berdialog, salah seorang warga curhat pada Djarot soal kekhawatirannya jika memilih pasangan calon nomor urut 2 akan dianggap kafir.
Padahal, menurut warga bernama Sulistyowati itu, negara Indonesia merupakan negara Pancasila. Ia pun meminta tanggapan Djarot mengenai hal itu.
Djarot lalu bertanya pada warga yang hadir, siapa yang berhak memberi label kafir pada manusia. "Ibu Sulis tadi pernyataannya, 'Pak saya pilih nomor dua dianggap murtad atau kafir', yang paling berhak memurtadkan manusia atau Allah?"
Warga pun serempak menjawab 'Allah'. Djarot mengungkapkan kekecewaannya ketika politik dan agama dicampuradukkan di Pilkada DKI kali ini. "Masa ini berlaku di Jakarta doang, bagaimana di Kalimantan, Papua, Sumatra, orang muslim pilih nonmuslim ada," ucap Djarot.
Djarot mengatakan, siapa pun berhak memilih dan dipilih di negara yang berlandaskan Pancasila ini. Ia mengimbau warga, khususnya Sulistyowati, untuk tidak merasa khawatir.
"Jadi ibu Sulis jangan takut, bisa enggak, berani enggak? Tapi saya minta jangan dibalas, diterima saja," ungkap Djarot.
Djarot meminta warga tidak membalas perkataan yang sifatnya provokatif. Mantan Wali Kota Blitar itu mengajak warga balik mendoakan yang baik-baik. "Islam itu merangkul, bukan memukul. Mengajak bukan mengejek. Islam itu rahmatan lil alamin," terang dia. (MTVN/X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved