Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEKRETARIS Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq membantah ketua umum partainya, Hary Tanoesodibjo pernah bertemu Antasari Azhar dan menyampaikan pesan dari Cikeas. Pernyataan Antasari disebut politis.
"Nggak benar, ya ini politik sensasional saja. Nabrak sana nabrak sini, ujungnya politis," kata Rofiq pada wartawan, Selasa (14/2).
Rofiq menuding Antasari tengah melakukan politik balas dendam dengan SBY. Pernyataan eks Ketua KPK itu kata dia makin terlihat politik lantaran besok Pilkada Serentak 2017.
"Tentu anak SBY mnejadi calon di Pilkada DKI, saya kira ada agenda yang sangat politis di balik ungkapan Antasari," tambah dia.
Menurut Rofiq, Antasari harusnya sadar untuk tidak membikin kegaduhan, apalagi besok dilaksanakan pilkada.
"Saya justru menengarai bahwa ada sesuatu kekuatan di belakang Antasari dan ini luar biasa," pungkas dia.
Seperti diwartakan, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar bicara blak-blakan dengan menyebut Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono adalah orang yang merekayasa kasus dirinya.
"Inisiator kriminalisasi terhadap saya itu SBY," kata Antasari di Kantor Bareskrim, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (14/2). Ia pun menceritakan suatu hal yang menurutnya belum pernah diungkapkannya selama bertahun-tahun.
Antasari menyebut pada suatu malam di bulan Maret 2009, CEO MNC Group Harry Tanoe mendatangi rumahnya. Kedatangan Harry diperintahkan seseorang di Cikeas, yang meminta Antasari agar tidak menahan Aulia Pohan yang ketika itu terseret kasus korupsi.
"Harry diutus oleh Cikeas, beliau minta agar saya tidak menahan Aulia Pohan," ucap Antasari.
Cikeas yang dimaksud Antasari mengacu kepada kediaman SBY waktu itu di Puri Cikeas. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved