Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
MAYORITAS pemilih DKI Jakarta merupakan pemilih muslim yang toleran dan rasional. Sebagian besar dari pemilih toleran tersebut mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Hal tersebut terungkap dari hasil survei Sinergi Data Indonesia (SDI) yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Peneliti SDI Imam Suherman mengatakan pihaknya mendefinisikan sikap toleran melalui cara hidup bertetangga dengan berbeda agama, mengucapkan selamat atas perayaan hari besar agama lain, perayaan dan ritual keagamaan di lingkungan tempat tinggal, menyikapi perbedaan agama dalam keluarga, dan pandangan terhadap perbedaan pendapat tentang agama.
“Pemilih toleran sebagian besar mendukung Basuki-Djarot 42,53%, sedangkan pemilih intoleran cenderung mendukung Agus-Sylvi 29,11% dan Anies-Sandi 27,22% jika dibandingkan dengan Basuki-Djarot sebesar 10,13%,” ujar Imam di Kantor SDI.
Dari sisi usia, pemilih pemula (17-19 tahun) dan usia muda (20-29) masuk golongan pemilih toleran yang paling besar ketimbang dengan pemilh kelompok umur lainnya.
Menurut Suherman, secara umum mayoritas pemilih DKI Jakarta merupakan pemilih yang toleran dilihat dari agama, suku, pekerjaan, dan berbagai tingkat pendidikan serta tingkat pendapatan. “Yang menarik, semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatannya, semakin besar jumlah pemilih tolerannya,” jelasnya.
Jika pemilihan gubernur dilaksanakan hari ini, berdasarkan survei SDI, pasangan Basuki- Djarot keluar sebagai pemenang dengan memperoleh 34% suara dan disusul Anies-Sandi dengan 20% suara dan Agus-Sylvi 19,17%. Namun, jumlah undecided voter masih tinggi, yakni 26,83%.
“Pilgub DKI amat mungkin akan berlangsung dua putaran. Suara Basuki-Djarot juga diketahui terpaut tipis di bawah penantang Agus-Sylvi dan Anies-Sandi. Calon petahana dan penantang punya peluang sama untuk menang di putaran kedua karena undecided voter masih tinggi 26,83%.”
Tetap unggul
Pihaknya juga melakukan simulasi head to head dari ketiga kandidat pilkada DKI di putaran kedua. Pasangan calon Basuki-Djarot unggul (37%) bila disandingkan dengan pasangan calon Agus-Sylvi (28,33%). “Limpahan terbanyak suara Anies-Sandi jatuh ke paslon Agus-Sylvi (9,66%) dengan undecided voter relatif masih cukup besar 34,17%),” imbuhnya.
Paslon Basuki-Djarot (35%) juga unggul tipis atas Anies-Sandi (30,83%) jika keduanya bertemu di putaran kedua. Limpahan terbanyak suara Agus-Sylvi jatuh ke paslon Anies-Sandi (10,83%) dengan undecided voter relatif masih cukup besar (34,17%).
Jika disimulasikan Anies-Sandi head to head melawan Agus-Sylvi di putaran kedua, Anies-Sandi (34%) unggul cukup jauh atas Agus-Sylvi. Limpahan terbanyak suara Basuki-Djarot jatuh ke Anies-Sandi (14%) dengan undecided voter 43,33%.
“Mengapa pendukung Basuki-Djarot lebih memilih ke Anies-Sandi? Karena ketika kita tanyakan perihal kasus Basuki, responden punya pandangan itu berkaitan dengan paslon nomor urut satu,” terangnya. (P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved