Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
DEBAT terakhir para calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jumat (10/2), semakin membuka pikiran warga Ibu Kota memilih pasangan calon yang patut memimpin daerah mereka kelak.
Hal itu sebagaimana penuturan Nur Azizah, 58, pedagang kali lima di Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Ibu tiga anak itu mengaku telah mengantongi calon pemimpin Jakarta untuk lima tahun ke depan.
“Lihat debat di televisi, saya ngukur-ngukur siapa yang mumpuni. Saya sih mikir hasil kerja itu penting ketimbang janji. Maklum kita kan udah kenyang dijanjiin. Sekarang yang jelas saja, kerjanya ada, manfaatnya ada,” kata Nur dengan mimik muka sungguh-sungguh, kemarin.
Ajeng Swastika, mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan, pun senada. Perempuan 26 tahun yang semula gamang itu kini memiliki gambaran utuh mengenai pasangan calon yang kapabel menakhodai Jakarta.
“Pikiran saya semakin terbuka setelah lihat debat terakhir. Artinya, saya dan kebanyakan warga Jakarta memilih calon pemimpin yang telah banyak berbuat, bukan yang baru mau memulai,” ujar Ajeng seusai menyaksikan Pesta Rakyat di Kemayoran yang dihadiri oleh pasangan Basuki-Djarot.
Ija Syahruni, warga Jl Otto Iskandardinata Jakarta Timur, berpendapat sebaliknya. Masyarakat yang sudah melek politik justru mencari sosok alternatif untuk memimpin DKI. “Mereka mencari pemimpin yang mencerahkan, tetapi amat tidak menyenangi figur korup.”
Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte menyarankan, di sisa waktu jelang pencoblosan pada Rabu (15/2), setiap pasangan calon dan tim pemenangan fokus menajamkan taktik pemasaran mereka.
“Jaga suara basis pemilih termasuk memastikan semua pendukung datang ke TPS. Upaya itu lebih elok ketimbang berharap suara yang berjanji memilih, tetapi akhirnya tidak ke TPS. Ini sekaligus untuk membuktikan data riil lembaga survei mengenai potensi suara di sebuah wilayah,” ungkap Philips.
Pengamat politik Universitas Paramadina Toto Sugiarto menilai pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sama-sama berpeluang mendulang simpati pemilih pemula dan pemilih yang belum menentukan pilihan mereka (undecided voter).
“Pemilih pemula dan undecided voter yang berpendidikan itu mengutamakan rasionalitas. Mereka mencari pemimpin yang bisa membuat kehidupan mereka lebih baik. Kalau kedua kelompok itu berasal dari kalangan yang pendidikannya rendah, pengaruh lingkungan justru yang akan menentukan pilihan mereka,” kata Toto.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menengarai perebutan suara yang sengit bagi ketiga pasangan calon bakal berlangsung di Jakarta Timur.
“Jakarta Timur didominasi pasangan Anies-Sandi dengan raihan suara 33,3%, sedangkan Basuki-Djarot meraih 32,9% dan Agus-Sylvi 30,2%. Namun, pasangan Basuki-Djarot unggul di Jakarta Pusat 41,3%, Jakarta Utara 41,5%, Jakarta Barat 47,6%, dan Jakarta Selatan 35,7%,” tutur Yunarto saat memaparkan hasil survei Prediksi Hasil Akhir Pilkada DKI Jakarta 15 Februari 2017, kemarin. (Gol/Nur/Sat/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved