Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

SBY Perlu Berkaca atas Sikapnya

Pol/Kim
21/1/2017 04:19
SBY Perlu Berkaca atas Sikapnya
(TWITTER)

CICITAN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diunggah kemarin siang dengan cepat menyebar di dunia maya.

Lewat Twitter, ia berkeluh kesah, 'Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar 'hoax' berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*.

Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi, menyebut cicitan itu sebagai kegamangan tanpa dasar.

Menurut dia, SBY menyalahkan pemerintah atas maraknya berita bohong atau hoax di media daring.

Muradi mengingatkan SBY agar berkaca atas sikapnya ketika Pilpres 2014.

"Saat itu banyak sekali berita hoax, tudingan komunis, isu SARA, dll terkesan dibiarkan oleh SBY," ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Kritikan SBY di ruang publik, sambung Muradi, tidak akan pernah lepas dari statusnya sebagai Presiden ke-6 RI.

Hal itu kemudian yang memicu perdebatan di ruang publik.

Apalagi jika kemudian publik me-ngaitkan pernyataan SBY dengan kasus yang membelit Sylviana Murni, pasangan Agus Yudhoyono pada Pilgub DKI Jakarta 2017.

Publik, jelas Muradi, bisa saja berasumsi bahwa SBY panik lantaran merasa jalan Agus dijegal menuju DKI-1.

Bukan sekali ini saja SBY mengeluarkan kritik kepada pemerintah di media sosial.

Setiap kritikan mantan menko polhukam itu selalu memicu perdebatan publik.

Muradi menganjurkan SBY menggunakan konsultan komunikasi untuk berinteraksi di media sosial.

"Agar komunikasinya lebih baik dan tidak menciptakan kontroversi," pungkasnya.

Sekretaris Fraksi Partai Hanura di DPR Dadang Rusdiana berharap para tokoh tidak mengeluarkan komentar yang memicu perpecahan atau kegaduhan baru.

Terlebih, yang bernada tidak menghargai rezim yang sedang memimpin Indonesia.

"Dulu presidennya Pak SBY dengan segala kelebihan dan kekurangan. Sekarang Pak Jokowi dengan segala kelebihan dan kekurangannya pula. Kita hormati posisi presiden ini jangan sampai dituduh lain-lain, apalagi penyebar hoax, yang benar saja. Enggak ada model Jokowi seperti itu," cetus Dadang.

Jika tidak sepakat dengan kepemimpin-an rezim saat ini dan kebijakan yang diambilnya, tokoh politik lainnya ia sarankan untuk menempuh jalur konstitusional.

Juga bila ingin mengganti pemerintahan pun sudah ada cara yang demokratis.

"Kalau ingin bertanding, arena dan ringnya sudah disiapkan, mau pilkada, pileg, atau pilpres, tunggu saja," tandas Dadang.

Juru bicara presiden Johan Budi enggan menanggapi cicitan terbaru SBY yang terkesan menyalahkan pemerintahan Jokowi itu. (Pol/Kim/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya