Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
WAKIL Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem Bestari Barus menegaskan, sejauh ini tidak ada pergeseran sikap partai untuk memilih calon selain pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat (Djarot) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 15 Februari 2017 mendatang.
Pernyataan itu disampaikan menyusul adanya deklarasi yang mengatasnamakan seluruh kader Partai NasDem Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kotamadya Jakarta Timur di Jalan Panglima Polim IX, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk mengusung pasangan nomor urut 3 Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno, Selasa (27/12) pagi.
Menurutnya, partai berlambang rotasi biru itu baik tingkat Provinsi DKI Jakarta maupun pusat hingga saat ini tidak bergeser sedikit pun dalam mendukung Ahok-Djarot untuk dapat terpilih kembali sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
"Kita coba meluruskan terkait adanya deklarasi yang menyalahgunakan nama NasDem dalam mendukung saudara Anies-Sandi. Kami tegaskan kegiatan itu tidak benar," ujar Barus, Selasa petang.
Seluruh struktur pengurus dan kader Partai NasDem diminta wajib melaksanakan perintah partai sebagai amanah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sepenuhnya.
Adapun menanggapi adanya deklarasi terhadap paslon lain dengan membawa bendera partai, Barus menegaskan bahwa struktur dan kader yang tidak melaksanakan perintah partai akan diberikan sanksi organisasi tegas, termasuk pemberhentian sebagai anggota.
"Kami juga meminta supaya saudara Anies dan Sandiaga menjunjung etika politik dengan tidak melakukan gerakan yang memecah belah partai politik," ucapnya.
Barus tidak menjelaskan secara jelas status keanggotaan yang mengatasnamakan kader partai tersebut. Namun, dikatakan bahwa kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan oleh pribadi bukan lah menjadi tanggung jawab NasDem secara institusi.
Menyikapinya, Partai NasDem tengah menyiapkan tindakan hukum kepada para oknum yang menggunakan nama partai tanpa izin serta fasilitatornya.
"Mereka yang sudah diberhentikan tidak berhak lagi mengatasnamakan partai. Dengan demikian tindakan sebagian orang tersebut adalah tindakan pribadi saja," bebernya.
Sebelumnya, bertempat di Posko Pemenangan Anies-Sandi Pendopo Kebayoran Baru, puluhan orang yang mengatasnamakan perwakilan pengurus sekaligus kader DPD Partai NasDem Kotamadya Jaktim mendeklarasikan diri mendukung Anies-Sandi di Pilkada mendatang.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan langsung di depan Sandiaga beserta tim pemenangan. Secara simbolis, dukungan tersebut ditunjukan dengan mencopot kemeja kotak-kotak yang identik sebagai atribut khas paslon nomor urut 2 Ahok-Djarot.
"Kami kader Partai Nasdem Jakarta Timur memutuskan untuk memilih Anies Rasyid dan Sandiaga Salahudin Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta," berikut salah satu petikan isi petisi yang dideklarasikan.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai NasDem Jatinegara Saefudin menyampaikan, dukungan yang diberikan merupakan bentuk aspirasi dari para kader. Alasannya, kedua sosok pasangan calon nomor urut tiga itu dianggap baik, sikap, ucapan serta etos dan program kerja yang diusung keduanya.
"Kami, saya bersama teman-teman ingin memiliki pemimpin yang sopan, yang baik, saya kecewa sekali memiliki pemimpin yang arogan dan tidak bijaksana. Kami bersama teman-teman di Jakarta Timur sepakat membuka baju kotak-kotak menjadi warna putih, mendukung Anies-Sandi," ungkapnya.
Disadari Saefudin, keputusan kontroversial demikian melanggar ketentuan partai, terlebih para kader belum meminta izin kepada pengurus dari DPW Provinsi DKI maupun DPP Partai NasDem. Namun ditekankannya, dukungan tersebut merupakan bentuk aspirasi kader yang merupakan warga DKI.
"Saya mewakili teman-teman mengakui kalau kami belum meminta izin dari Ketua DPW ataupun DPP Partai NasDem, karena saya anggap hal ini adalah bentuk suara rakyat. Rakyat yang menginginkan pemimpin bijaksana. Keputusan ini adalah bentuk aspirasi kami sendiri sebagai warga Jakarta," tandasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved