Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
TIM pemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat (Ahok-Djarot) menyayangkan begitu banyaknya pemilih yang luput dari pencatatan daftar pemilih tetap. Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, I Gusti Putu Artha berharap buruknya pendataan daftar pemilih tak membuka peluang terjadinya manipulasi suara.
“DPT rusak itu dari tingkat bawah. Kalau yang di atas boleh lah malaikat, tapi yang di bawah bawah itu bandit yang pada main. Sistem pendataannya sendiri sih sebenarnya sudah cukup bagus,” ujar I Gusti Putu Artha, Minggu (25/12).
Ia mengungkapkan kesalahan dalam penyusunan DPT memang bisa saja tak terhindarkan. Tapi, kesalahan penyusunan DPT bukan tidak mungkin terjadi karena kesengajaan. “Kalau misalnya ketua RT atau RW di situ gak senang sama Ahok segala macam, gak disetor data penduduknya ke atas, sengaja disisihkan sejak penyusunan DPT. Bisa saja by design begitu dan akhirnya pemilih gak muncul, itu yang bahaya.”
Menurutnya, tim pemenangan Ahok-Djarot juga tengah menelusuri data pemilih untuk menemukan angka pemilih yang riil. “Kita bentuk tim sejak tingkat bawah, setiap TPS turunkan 2-3 orang turun ke bawah lakukan pengecekan.”
Bagi Putu, tidak ada lagi pilihan selain menurunkan timnya melakukan pengecekan data. Terlebih, dia sudah berpengalaman sebagai penyelenggara pemilu. “Sudah hapal betul lah saya mainan kawan kawan itu kayak apa dan maling-malingnya itu kaya apa.”
Calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan timnya menelusuri potensi kecurangan dengan menyisir data pemilih. “Bisa disisir itu, bisa dilacak siapa yang bermain di situ. Sebenarnya yang berbahaya itu gak punya hak pilih tapi dijadikan pemilih. Pemilih siluman ini yang seharusnya dilacak," kata dia. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved