Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

KPK Minta Masyarakat Pilih Kepala Daerah yang Bersih dari Korupsi

Cahya Mulyana
30/10/2016 20:19
KPK Minta Masyarakat Pilih Kepala Daerah yang Bersih dari Korupsi
(MI/ROMMY PUJIANTO)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta masyarakat untuk membuktikan harapan kesejahteraan dan kemajuan daerah dengan memilih pemimpin yang bebas dari catatan korupsi. Hal itu dinilai sangat penting karena pemimpin menentukan kondisi dan kemajuan sebuah daerah yang akan dirasakan masyarakat.

"Pilih pemimpin yang memiliki catatan bersih, karakter kuat membangun daerah, dan berintegritas. Itu kalau kita mau benar-benar menjadi negara berkarakter, bebas korupsi, tinggi efisiensi, dan sukses," ungkap Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (30/10).

Saut mengatakan riwayat calon kepala daerah harus dijadikan landasan utama dalam memberikan suara pada Pilkada serentak 2017. Pasalnya karakter dan rekam jejak kepala daerah terpilih akan menentukan nasib daerah dan masyarakatnya.

"Itulah mengapa orang selalu mengkaitkan karakter dan Integritas, mau menjadi seperti apa karakter negara kita ditentukan karakter pemimpinnya," ujarnya.

Kepala daerah yang terpilih oleh masyarakat, lanjut dia, tidak memberikan garansi keberhasilan daerahnya. Meskipun kandidat yang terpilih memiliki rekam jejak yang bagus, apalagi memiliki catatan buruk seperti sempat terindikasi korupsi.

"Ada banyak orang barkarakter bersih dan tidak memiliki catatan buruk saja bisa bermasalah alias beresiko, apalagi pemimpin yang tidak memilik karakter yang diperlukan pada era antikorupsi," tutupnya.

Diketahui pada Pilkada serentak 2017 terdapa beberapa calon kepala daerah yang memiliki catatan buruk. Beberapa dari mereka terindikasi melanggar hukum sampai menyandang status tersangka. Kondisi tersebut terjadi di sejumlah daerah diantaranya di Gorontalo, Jepara, Buton, dan Takalar. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya