Parpol Kehilangan Sensitivitas Terhadap Persoalan Publik

Golda Eksa
15/10/2016 15:00
Parpol Kehilangan Sensitivitas Terhadap Persoalan Publik
(Ist)

MASIFNYA isu berbau SARA yang membuat situasi jelang pilkada serentak semakin memanas, ditengarai karena partai politik telah kehilangan orientasi kepentingan publik. Apabila imajinasi publik itu tidak dimunculkan, ampai kapan pun isu SARA tetap menjadi komoditas.

"Seharusnya semakin ke sini isu SARA itu bisa turun, tapi itu justru tidak terjadi. Kenapa? Karena hampir semua parpol telah kehilangan sensitivitas terhadap persoalan publik," ujar sosiolog politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (15/10).

Para kandidat yang bertarung dalam perhelatan pesta demokrasi memang dibenarkan untuk saling mengkritisi dan menyerang pesaingnya. Namun, sebaiknya upaya untuk meraih simpati pemilih itu tidak dilakukan dengan mengedepankan informasi yang terkait suku, agama, ras, dan antargolongan.

Sebagai contoh di pilkada DKI, 3 pasang bakal calon kepala daerah, yakni petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, sedianya bisa mencari kelemahan lawan dari sisi isu publik.

Menurutnya, cara yang sehat untuk menggeser isu SARA adalah dengan memanfaatkan persoalan publik, seperti menyikapi pembangunan, ekologi, kemiskinan, ketimpangan hukum, reformasi birokrasi, pelayanan publik, rekam jejak kandidat, dan adanya ketidakadilan yang menimpa masyarakat. OL-2

"Dan yang paling penting itu sebetulnya faktor pemilih. Dalam hal ini masyarakat jangan sampai terjebak pada benturan yang sifatnya SARA, termasuk antar parpol yang bisa mencegah terjadinya politik uang ,manipulasi, dan kampanye hitam." OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya