Kampanye Mestinya Kedepankan Adu Gagasan

Erandhi Hutomo Saputra
13/10/2016 20:14
Kampanye Mestinya Kedepankan Adu Gagasan
(MI/RAMDANI)

MEMILIH dengan cara tradisional berdasarkan latar belakang primordial sah-sah saja. Namun menurut Direktur LingkaR Madani Ray Rangkuti, hal itu akan menurunkan level pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Ray, di alam demokrasi yang semakin maju, seharusnya pemilih lebih mengedepankan cara yang modern, yakni berdasarkan visi, misi, serta program kerja pasangan calon.

Ironisnya, sampai saat ini adu gagasan antarpasangan calon justru meredup dan lebih muncul penggunaan isu SARA untuk menjatuhkan lawan politik. Ia khawatir, jika dalam waktu kampanye mendatang isu SARA mendominasi ketimbang adu gagasan, pemilih akan menggunakan cara-cara tradisional dalam memilih.

“Kalau terus menerus (ditiupkan) isu berkaitan isu SARA, lama-lama visi, misi justru hilang, dan tidak diperbincangkan, maka pemilih akan kembali ke cara tradisional berdasarkan suku dan agama," ujar Ray dalam diskusi 'Mendorong Pilkada DKI yang Cerdas, Damai, dan Tanpa SARA di Hotel Grand Cemara, Jakarta, Kamis (13/10).

Menurut Ray, Pilkada mendatang seharusnya menjadi momentum untuk meningkatkan level pemilih berdasarkan program kerja, visi, dan misi, dan tidak berdasarkan isu-isu primordial.

Senada, anggota Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri menekankan pentingnya paslon dan tim kampanyenya untuk menggunakan cara kampanye dengan mengedukasi pemilih dengan adu gagasan, bukan isu SARA.

“Dalam melakukan kampanye tentu ada batasan-batasan, ada larangan-larangan kampanye. Harus mengedepankan visi, misi, dan program kepada pemilih supaya pemilih mengetahui," ucapnya.

Bawaslu pun siap untuk mengawasi setiap tahapan pilkada terutama kampanye. Jufri mengatakan, Bawaslu siap menindak pelanggaran kampanye yang menggunakan isu SARA. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya