KPU Tegaskan Sirekap Bukan Penentu Hasil Pemilu 2024

ANGGOTA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik menegaskan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan pada Pemilu 2024 merupakan alat bantu penghitungan suara. Kendati demikian, Sirekap bukanlah alat penentu hasil penghitungan suara.

Hal itu ditegaskannya menanggapi sejumlah penolakan penggunaan Sirekap, termasuk dari peserta Pemilu 2024. 

"Dalam aturan teknis, Sirekap itu adalah alat bantu, bukan alat penentu," ujarnya di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (22/2).

Baca juga : Sambangi KPU, ICW Minta Kejelasan soal Anggaran Sirekap

Menurut Idham, Undang-Undang Nomor 7/2017 tentang Pemilu telah mengatur dengan tegas hasil resmi penghitungan suara didasarkan pada rekapitulasi yang dilakukan secara manual dan berjenjang. Proses rekapitulasi itu, sambungnya, masih berlangsung sampai sekarang.

Adapun batas waktu proses rekapitulasi adalah maskimal 35 hari setelah hari pemungutan. Artinya, KPU harus menyelesaikan rekapitulasi suara Pemilu 2024 pada 20 Maret. 

Demi menjaga transparansi, Idham juga mengatakan telah memerintahkan jajaran KPU di daerah untuk menyiarkan secara langsung proses rekapitulasi.

Baca juga : KPU Gelar Rapat Pleno Respons Penolakan Sirekap dari PDIP

"Kami telah memerintahkan jajaran kami dalam setiap pelaksanaan rekapitulasi tersebut harus disiarkan secara langsung lewat live streaming," terangnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan peserta pemilu dapat menyinkronkan hasil penghitungan suara yang tertera pada Sirekap jika ditemukan adanya perbedaan. Sebab, KPU melalui petugas KPPS di TPS telah menyerahkan salinan formulir C.Hasil kepada setiap saksi peserta pemilu yang hadir.

KPU, Idham melanjutkan, berjanji melakukan koerksi jika ditemukan adanya perbedaan konversi penghitungan dari C.Hasil plano pada Sirekap. Bagi KPU, hasil penghitungan suara yang aktual dan faktual merupakan hak konstitusional warga negara.

Menurut Idham, tantangan penggunaan Sirekap adalah jangakauan sinyal internet yang tidak merata di setiap daerah. Selain itu, pemanfaatan Sirekap juga melibatkan banyak orang.

"Lokasinya (TPS) tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Mianangas sampai Pulau Rote. Kita ketahui juga kualitas jaringan internet belum tentu kualitasnya sama dengan di Jakarta," pungkasnya. (Z-3)