Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENGAMAT politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan, menerangkan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) harus bisa menjaga netralitas dalam kontestasi Pemilu 2024.
Diketahui, muncul dugaan adanya dukungan secara terstruktur, sistematis, dan masif untuk mendukung pasangan calon capres-cawapres tertentu.
“Ya NU harus terus konsisten untuk menjaga khittah 1926. Berpolitik boleh tapi berpolitik kebangsaan, bukan berpolitik elektoral, misalnya,” tegas Kacung kepada Media Indonesia, Senin (29/1).
Baca juga: Bus Kampanye Dibatalkan Sepihak, Timnas Amin: Tindakan yang Khianati Demokrasi
Seharusnya, kata Kacung, urusan NU memperbaiki Indonesia bukan memenangkan capres tertentu. Kacung menggarisbawahi jika sebatas urusan pribadi tak masalah untuk ‘mesra’ dengan Jokowi. Di ormas lain, kata Kacung, kedekatan dengan seorang presiden bukanlah suatu masalah.
“Asal tidak membawa organisasi NU untuk mobilisasi dukungan boleh tidaknya presiden berkampanye dan memihak,” tambahnya.
Baca juga: Gus Yahya Tegaskan NU tak Terlibat Dukung Salah Satu Paslon
Terpisah, ketua umum Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan NU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Ia juga menepis adanya dugaan NU yang terlihat mesra dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“NU itu mendukung negara dan pemerintahan yang sah,” tegas Gus Cholil kepada Media Indonesia, Senin (29/1).
Gus Cholil juga mengomentari sikap Jokowi yang menyatakan presiden boleh memihak dan berkampanye. Gus Cholil menilai bahwa diperbolehkannya presiden memihak adalah peraturan yang tidak realistis.
“Ya itu peraturan yang tidak realistis karena akan mengganggu stabilitas negara. Etikanya kurang pas,” terangnya.
Sementara itu, Ketua PBNU KH Ahmad Fahrurrozi, meminta agar masyarakat bisa memilah urusan pilpres dengan Jokowi yang merupakan presiden RI.
“Saya kira harus diluruskan sudut pandang yang benar, pak Jokowi adalah presiden RI yang sah sampai saat ini, yang harus didukung kepemimpinannya untuk mewujudkan kemakmuran bangsa Indonesia,” tegas Fahrurrozi. (Ykb/Z-7)
Pemberian kental manis untuk balita didorong oleh masih tingginya persepsi salah dari orang tua yang menganggap kental manis kandungannya sama dengan susu sapi.
Nahdatul Ulama yang telah memasuki usia ke-101 menekankan komitmen NU terhadap 4 pilar kebangsaan, yang menjadi landasan dalam perjalanan organisasi,
Pengurus baru berkomitmen untuk mengembangkan organisasi dan memperjuangkan kepentingan pelajar NU.
Selain sebagai Mustasyar PCNU, KH Choirul Anam juga aktif di Lembaga Dakwah Pengurus Besar NU.
RATUSAN kyai muda Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai kecamatan di eks Karesidenan Kedu menyatakan dukungan kepada pasangan calon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin
Sugi Nur dinilai telah menghina NU di acara dialog di kanal YouTube Munjiat.
Keduanya dipaksa mengucapkan kata 'Takbir' bersama pelaku persekusi namun Eko dan rekannya tidak mau. Lalu pelaku sambil membentak, mengatakan, "Lu Islam bukan? Kafir dong lu!"
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Andi Sinjaya membenarkan penetapan pelaku persekusi yang berinisial HA sebagai tersangka. Pelaku sudah ditahan.
Anies juga menjelaskan tantangan Jakarta sejauh ini adalah masalah jam kantor bagi penumpang, yang berkaitan dengan bentroknya waktu pulang bekerja dengan waktu beribadah.
Dalam waktu dekat NU Care-LAZISNU juga bakal berkolaborasi dengan Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) dalam pengiriman bantuan senilai Rp1,5 miliar.
Menurutnya, dengan anggota lebih dari 100 juta, NU telah mencapai 18 kali lipat dari Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Peringatan Harlah Muslimat NU ke-73 di GBK rencananya akan dihadiri sekitar 100 ribu peserta dari seluruh Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved