Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SECARA umum masih terdapat tantangan dalam kiprah ulama perempuan di Indonesia. Padahal sejak syiar Islam lahir, banyak ulama perempuan bermunculan. Di antaranya Siti Aisyah, isteri Nabi Muhammad SAW yang melahirkan sekitar 2000 hadis sahih. Sejatinya telah cukup banyak lahir ulama perempuan di Indonesia namun eksistensinya masih belum segegap gempita ulama pria.
Terkait itu, DR Hindun Anisah, MA menjawab dalam disertasi doktoralnya yang berjudul “Gerakan Ulama Perempuan Indonesia, Studi atas Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI sebagai Gerakan Baru Perempuan Indonesia” di Aula Univesitas Nahdatul Ulama Indonesia ( UNUSIA) ,Bogor , Senin (18/08).
Sidang promosi doktor dipimpin Dr. Ahmad Su’adi, MA.Hum (Dekan Fakultas Islam Nusantara), dengan tim penguji yang terdiri dari pakar multidisiplin, termasuk Dr. Maria Ulfah Anshor (Promotor), Dr. Ginanjar Sya’ban, M.Hum (Co-Promotor), dan Prof. Petra van Doorn-Harder (pakar studi Islam dan gender dari Amerika Serikat). Sejumlah tokoh NU dan pejabat turut hadir,diantaranya Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Badriyah Fayumi, Anas Urbaningrum,dan lain lain.
Hindun yang lahir dari keluarga ulama NU terkemuka, cucu KH Ali Maksum Krapyak, dalam mempertahankan disertasinya menyatakan eksistensi ulama perempuan Indonesia, yang memang belum merata kemunculannya di Indonesia, sering mendapatkan resistensi dari masyarakat terkait dengan posisinya saebagai pemegang otoritas keagamaan.
Padahal sejak masa-masa awal Islam, eksistensi ulama perempuan sudah muncul di bebagai bidang. “Hal ini pada tahun 2023 dibahas dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI. Dengan kondisi ini saya terinspirasi mendalami fenomena ini dan menjadikan sebagai tema utama disertasi saya,” ujar Hindun dalam keterangannya usai pelantikannya sebagai Doktor dalam Promosi Doktor Program Studi Doktor Sejarah Peradaban Islam Fakultas Islam Nusantara UNUSIA.
Hindun yang juga jebolan master,S2 Antropologi di Amsterdam University, jurusan Medical Antropologi di Belanda mengingatkan ulama perempuan Indonesia sering mengalami keterbatasan karena sering menghadapi steorotipe gender, yang membatasi peran mereka dalam kepemimpinan di dalam keluarga maupun dalam masyarakaat umum.
Indikator lainnya adalah kesulitan mendapatkan akses untuk pendidikan tinggi, posisi kepemimpinan dalam organisasi keagamaan dan berpeluang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting. Itu sebabnya melalui KUPI ini diharapkan peran ulama perempuan semakin terangkat eksistensinya dan para ulama perempuan bisa terus diberdayakan secara intelektual serta peran-peran lainnya.
Hindun yang juga pengurus RMI PBNU sejak era KH Said Aqil Siradj hingga KH Cholil Yahya Staquf menilai KUPI sebagai motor penggerak ulama perempuan Indonesia dapat berperan dalam berbagai bidang. Resistensi terhadap ulama perempuan Indonesia bisa semakin terkikis dan menjadikan para ulama perempuan terekspose dengan baik dan benar.
"KUPI menjadi satu gerakan strategis dan transformatif yang memiliki peran penting dalam menjawab tantangan kontemporer.
KUPI tidak hanya menjadi forum pertemuan juga sebagai platform dinamis yang memperjuangkan keadilan substantif melalui fikih ramah perempuan," harap Hindun yang juga anggota DPR dari Fraksi PKB 2024-2029.
Ke depannya, KUPI menjadi landasan gerakan yang memadukan gerakan intelektual dan keilmuan, gerakan sosial keagamaan dan gerakan advokasi serta kebijakan.
Lebih jauh Hindun Anisah menyampaikan dalam disertasinya KUPI tidak menjadi gerakan sesaat saja namun berkelanjutan dengan program-program yang semakin bergema ke se antero Indonesia.
KUPI mampu menjadi roda penggerak baru bagi gerakan intelektual dan sosial bagi ulama perempuan. Kapasitas ulama perempuan Indonesia semakin bertransformasi melalui pelatihan dan regenerasi. Transformasi tersebut akan semakin terlihat bila ada dialog, kampanye kesadaran dan pendampingan hukum.
Kendati demikian, memang masih diperlukan banyak dukungan dari berbagai pihak untuk menjadikan ulama perempuan melalui KUPI semakin eksis.
"KUPI harus terus melakukan pembaharuan pemikiran tentang ulama perempuan dan bisa merumuskan tentang kerja nyata ulama perempuan agar para ulama perempuan semakin diapresiasi dan dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan ulama pria," pungkas Hindun.
Pada kesempatan itu,Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberi apresiasi peran aktivis perempuan dalam berbagai bidang khususnya pada pencapaian Hindun Anisah dalam promosi doktor tersebut.
Hemat Cak Imin,Hindun Anisah sosok inspiratif yang tak kenal lelah berjuang untuk kemajuan pesantren dan perempuan."Hindun Anisah sosok pejuang yang konsisten mengabdikan diri di gerakan sosial, perempuan, pesantren dan keagamaan juga politik. Keberhasilannya meraih doktor di UNUSIA akan semakin memantapkan perjuangan dan idealismenya" pungkasnya.(H-2)
Masjid Istiqlal sejauh ini menjadi simbol yang begitu kuat dalam pemberdayaan perempuan. Di masjid itu, bukan hanya para dai yang dibina melainkan juga perempuan.
ALKISAH, di zaman Bani Israil, hiduplah seorang bijak bestari yang dikenal ahli ibadah, fakih, cerdas, sekaligus pembaru. Di sisi lain, ulama tersebut sangat mencintai istrinya.
AGAMA Islam pernah mencapai masa keemasan dan masa kemundurannya di era silam.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyatakan kerja sama dengan organisasi keagamaan dapat lebih memfokuskan pada upaya menciptakan pemberdayaan&perlindungan perempuan berperspektif islam
Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II akan diselenggarakan di Semarang-Jepara pada 23-26 November 2022.
Disertasi berjudul “Efektivitas Penanganan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Bawaslu pada Pemilu 2024” mengkaji secara mendalam bagaimana Bawaslu menjalankan fungsi pengawasannya.
ADA ketidakpastian hukum yang dihadapi pasangan suami-istri dalam mendirikan perseroan terbatas (PT) tanpa perjanjian pemisahan harta. Ini disoroti Maria JF Kelly dalam disertasinya.
Nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, belum lama ini menjadi sorotan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dinyatakan lulus studi doktoral bidang Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia (UI).
Secara global, data WHO 2019 mencatat PPOK sebagai penyebab ketiga kematian (3,23 juta), dan diperkirakan kematian PPOK akan mencapai 5,4 juta pada 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved