Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Aktivis Perempuan NU Hindun Anisah Raih Doktor di Kampus UNUSIA

Syarief Oebaidillah
19/8/2025 08:03
Aktivis Perempuan NU Hindun Anisah Raih Doktor di Kampus UNUSIA
Ilustrasi(Dok Ist)

SECARA umum masih terdapat tantangan dalam  kiprah ulama perempuan di Indonesia. Padahal sejak syiar Islam lahir, banyak ulama perempuan bermunculan. Di antaranya Siti Aisyah, isteri Nabi Muhammad SAW yang melahirkan sekitar 2000 hadis sahih. Sejatinya telah cukup banyak lahir ulama perempuan di Indonesia namun eksistensinya masih belum segegap gempita ulama pria.

Terkait itu, DR Hindun Anisah, MA menjawab dalam disertasi doktoralnya yang berjudul “Gerakan Ulama Perempuan Indonesia, Studi atas Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI sebagai Gerakan Baru Perempuan Indonesia” di Aula Univesitas Nahdatul Ulama Indonesia ( UNUSIA) ,Bogor , Senin (18/08).

Sidang promosi doktor  dipimpin Dr. Ahmad Su’adi, MA.Hum (Dekan Fakultas Islam Nusantara), dengan tim penguji yang terdiri dari pakar multidisiplin, termasuk Dr. Maria Ulfah Anshor (Promotor), Dr. Ginanjar Sya’ban, M.Hum (Co-Promotor), dan Prof. Petra van Doorn-Harder (pakar studi Islam dan gender dari Amerika Serikat). Sejumlah tokoh NU dan pejabat turut hadir,diantaranya  Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Badriyah Fayumi, Anas Urbaningrum,dan lain lain.

Hindun yang lahir dari keluarga ulama NU terkemuka, cucu KH Ali Maksum Krapyak, dalam mempertahankan disertasinya menyatakan  eksistensi ulama perempuan Indonesia, yang memang belum merata kemunculannya di Indonesia, sering mendapatkan resistensi dari masyarakat terkait dengan posisinya saebagai pemegang otoritas keagamaan. 

Padahal sejak masa-masa awal Islam, eksistensi ulama perempuan sudah muncul di bebagai bidang. “Hal ini  pada  tahun 2023 dibahas dalam  Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau KUPI. Dengan kondisi ini saya terinspirasi mendalami fenomena ini dan menjadikan sebagai tema utama disertasi saya,” ujar Hindun dalam keterangannya usai pelantikannya sebagai Doktor dalam Promosi Doktor Program Studi Doktor Sejarah Peradaban Islam Fakultas Islam Nusantara UNUSIA.

Hindun yang juga jebolan master,S2 Antropologi di Amsterdam University, jurusan Medical Antropologi  di Belanda mengingatkan ulama perempuan Indonesia sering mengalami keterbatasan karena sering  menghadapi steorotipe gender, yang membatasi peran mereka dalam kepemimpinan  di dalam keluarga maupun dalam masyarakaat umum. 

Indikator lainnya adalah kesulitan mendapatkan akses untuk pendidikan tinggi, posisi kepemimpinan dalam organisasi keagamaan dan berpeluang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting. Itu sebabnya melalui KUPI ini diharapkan peran ulama perempuan semakin terangkat eksistensinya dan para ulama perempuan bisa terus diberdayakan secara intelektual serta  peran-peran lainnya.


KUPI Gerakan Strategis

Hindun yang juga pengurus RMI PBNU sejak era KH Said Aqil Siradj hingga KH Cholil Yahya Staquf menilai KUPI  sebagai motor penggerak ulama perempuan Indonesia  dapat berperan dalam berbagai bidang. Resistensi terhadap ulama perempuan Indonesia bisa semakin terkikis dan menjadikan para ulama perempuan terekspose dengan baik dan benar.

"KUPI menjadi satu gerakan strategis dan transformatif yang  memiliki peran penting dalam menjawab tantangan kontemporer.
KUPI tidak hanya menjadi forum pertemuan  juga sebagai platform dinamis yang memperjuangkan  keadilan substantif melalui fikih ramah perempuan," harap Hindun yang juga anggota DPR dari Fraksi PKB 2024-2029.

Ke depannya, KUPI menjadi landasan gerakan yang memadukan gerakan intelektual dan keilmuan, gerakan sosial keagamaan dan gerakan advokasi serta kebijakan. 

Lebih jauh Hindun Anisah menyampaikan dalam disertasinya KUPI tidak menjadi gerakan sesaat saja namun berkelanjutan dengan program-program yang semakin bergema ke se antero Indonesia. 

KUPI mampu menjadi roda penggerak baru bagi gerakan intelektual dan sosial bagi ulama perempuan. Kapasitas ulama perempuan Indonesia semakin bertransformasi melalui pelatihan dan regenerasi. Transformasi tersebut akan semakin terlihat bila ada dialog, kampanye kesadaran dan pendampingan hukum.

Kendati demikian, memang masih diperlukan banyak dukungan dari berbagai pihak untuk menjadikan ulama perempuan melalui KUPI semakin eksis.

"KUPI harus terus melakukan pembaharuan pemikiran tentang ulama perempuan dan bisa merumuskan tentang kerja nyata ulama perempuan agar para ulama perempuan semakin diapresiasi dan dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan ulama pria," pungkas Hindun.

Pada kesempatan itu,Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberi apresiasi  peran aktivis perempuan dalam berbagai bidang khususnya pada pencapaian Hindun Anisah dalam promosi doktor tersebut.

Hemat Cak Imin,Hindun Anisah  sosok inspiratif yang tak kenal lelah berjuang untuk kemajuan pesantren dan perempuan."Hindun Anisah sosok pejuang yang konsisten mengabdikan diri di gerakan sosial, perempuan, pesantren dan keagamaan juga politik. Keberhasilannya meraih doktor di UNUSIA akan semakin memantapkan perjuangan dan idealismenya" pungkasnya.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya