Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
ELEKTABILITAS Gerindra mengalahkan PDIP yang sebelumnya menang dua kali berturut-turut. Temuan survei Economics & Political Insight (EPI) Center menunjukkan elektabilitas Gerindra bertengger di puncak sebesar 18,9%
Tergeser ke peringkat kedua, elektabilitas PDIP hanya mencapai 16,4%, melorot jika dibandingkan dengan perolehan suara pada Pemilu 2014 dan 2019. PDIP diperkirakan bakal gagal mengulang kemenangan yang ketiga kalinya, atau mencetak hattrick.
Peta kontestasi partai politik juga berlangsung dinamis. Senayan kedatangan pendatang baru yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang elektabilitasnya menembus 4,2% atau telah melewati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4%..
“Gerindra diproyeksikan bakal memenangkan Pemilu 2024 sekaligus mengalahkan dominasi PDIP, serta munculnya pendatang baru di Senayan di mana elektabilitas PSI menembus 4,2 persen,” ungkap peneliti EPI Center Mursalin lewat keterangan yang diterima
Perolehan suara PDIP terancam tergerus dan kantong-kantong suara PDIP menjadi lahan garapan gerindra. “Terakhir, hengkangnya Maruarar Sirait yang merupakan putera tokoh pendiri PDIP memperkuat fenomena pergeseran pemilih,” lanjut Mursalin.
Sementara itu, masuknya PSI sebagai pendatang baru di Senayan berbanding terbalik dengan nasib PPP yang diperkirakan justru bakal terlempar. “Elektabilitas partai berlambang Ka’bah warisan dari fusi 1973 itu terpuruk hanya tersisa 2,7 persen saja,” pungkas Mursalin.
Survei digelar pada 9-15 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95%.
Berikut hasil lengkap elektabilitas partai-partai politik:
Gerindra 18,9 persen
PDIP 16,4 persen
Golkar 10,5 persen
PKB 7,3 persen
Demokrat 5,6 persen
PKS 5,2 persen
Nasdem 4,8 persen
PAN 4,6 persen
PSI 4,2 persen
PPP 2,7 persen
Perindo 1,5 persen
Hanura 0,6 persen
Gelora 0,4 persen
Ummat 0,3 persen
PBB 0,3 persen
Garuda 0,2 persen
PKN 0,1 persen
Buruh 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab 16,5 persen. (P-3)
Korea Selatan menggelar pemilu presiden mendadak setelah krisis politik akibat darurat militer oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol.
Wali Kota Warsawa Rafal Trzaskowski meraih kemenangan tipis dalam pemilihan presiden Polandia, menurut hasil jajak pendapat saat pemungutan suara berakhir.
Korea Selatan akan menggelar pemilu presiden pada 3 Juni 2025, setelah Mahkamah Konstitusi resmi mencopot Yoon Suk Yeol dari jabatan presiden akibat deklarasi darurat militer.
MAHKAMAH Konstitusi mengambil putusan cemerlang, memperkuat demokrasi dengan memulihkan makna kedaulatan rakyat.
Tidak hanya partai politik, tetapi juga masyarakat yang akan memilih dalam hal pemilihan presiden dan wakil presiden tentunya
KANDIDAT Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris mengakui kekalahannya dari kandidat Partai Republik Donald Trump dalam Pilpres AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved