Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENJAGA bumi, memupuk keberlangsungan budaya dan kearifan lokal serta menjaga harmoni pelaksanaan nilai budaya di tengah kemajuan teknologi adalah bagian dari upaya kita berbangsa dan bernegara di tengah kebhinekaan yang kita miliki.
"Dengan peran setiap anak bangsa kita harus memahami bahwa kebhinekaan adalah sebuah kekayaan yang dimiliki bangsa ini, sehingga kita harus bersama-sama juga menjaga keutuhannya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat secara daring dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di depan para pengajar dan peserta yang sedang belajar di lembaga bisnis sosial yang berbasis utama teknologi, IBEKA (Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan) di Subang, Jawa Barat, Sabtu (9/12).
Baca juga : Ketua MPR Bamsoet: Bonus Demografi Jadi Beban Bila Hukum Tidak Ditata
Menurut Lestari, membangun kesadaran untuk bersama-sama menjaga dan merawat kebhinekaan harus dimulai dari lingkungan keluarga dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, musyawarah, tradisi, kearifan lokal dan menjaga keseimbangan ekologis.
Baca juga : Para Kiai dan Ulama di Karawang dan Purwakarta Gelar Halaqoh Kebangsaan
Rerie, sapaan akrab Lestari mengajak setiap anak bangsa untuk memahami kembali apa sesungguhnya sari pati dari empat konsensus kebangsaan yang dapat kita bagikan ke lingkungan kita masing-masing.
Menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, bersama-sama kita harus mampu menggali dan memberi makna terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika).
Nilai-nilai tersebut, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu merupakan warisan para pendiri bangsa, yang di dalamnya juga merupakan landasan bernegara untuk menciptakan negara yang adil dan makmur seperti yang diamanatkan konstitusi kita.
Diakui Rerie, berbekal nilai-nilai kebangsaan warisan pendahulu bangsa, Indonesia memiliki modal yang luar biasa untuk mengisi kemerdekaan melalui proses pembangunan.
Namun, tambah dia, dalam pembangunan saat ini sejumlah tantangan kerap menghadang seiring berkembangnya teknologi dan sejumlah perubahan yang terjadi.
Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, ujar Rerie, harus mampu bersanding dengan modernisasi yang memiliki dua sisi positif dan negatif.
Sehingga setiap anak bangsa, tegas dia, harus mampu mengembangkan kearifan lokal dan memaknai modernisasi dengan benar. (Z-8)
KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Azhar di Pekanbaru, Riau.
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Hal itu disampaikan dalam Acara Tawur Agung Kesanga, Perayaan Hari Suci Nyepi
Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian
Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November mengingatkan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menerima perbedaan dalam agama, budaya, dan ras untuk menciptakan kehidupan yang damai. Berikut contoh sikap toleransi.
Daerah-daerah ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berbeda keyakinan bisa hidup berdampingan secara damai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved