Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Usut Aparat Terlibat Narkoba Freddy

Budi Ernanto
30/7/2016 07:15
Usut Aparat Terlibat Narkoba Freddy
(Tim MI)

PENGAKUAN terpidana mati Freddy Budiman yang beredar melalui tulisan Haris Azhar di media sosial membuat institusi kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) langsung bereaksi.

Pasalnya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) itu menyebut Freddy mengaku telah memberikan uang hingga Rp450 miliar kepada BNN dan Rp90 miliar kepada pejabat tertentu di Polri.

Setoran itu disebut sebagai pelicin agar Freddy yang dieksekusi Jumat (29/7) leluasa memasok narkoba dari Tiongkok.

Pengakuan Freddy dalam tulisan bertajuk Cerita Busuk dari Seorang Bandit yang viral di dunia maya itu langsung ditanggapi Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Tito langsung memerintahkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar untuk menemui Haris.

"Kami ingin tahu info tepatnya seperti apa. Adakah nama jelas dan bukti?" kata Tito di Jakarta, kemarin.

Menurut Tito, pihaknya tidak serta merta memulai penyelidikan tanpa verifikasi terlebih dahulu.

Apalagi, cerita Freddy dalam paparan itu baru sebatas informasi yang membutuhkan bukti pendukung.

"Kesaksian Pak Haris dari mendengar orang lain," katanya.

Namun, Tito memastikan, jika informasi Haris benar, ia akan menindaklanjutinya dengan rapat analisis dan evaluasi.

Sebaliknya, jika informasi itu tidak valid, ia menduga itu hanyalah cara untuk menunda eksekusi mati Freddy.

"Trik seperti itu sering kita temui," tandasnya.

Dalam menindaklanjuti perintah Kapolri, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menyatakan telah menghubungi Haris.

Namun, Harris tengah berada di luar Jakarta.

Boy pun berencana menemui Haris di Jakarta pekan depan.

"Saat bertemu nanti, kami mau tahu seperti apa kebenarannya agar tidak jadi fitnah. Kami ingin menguak semuanya dan jika benar, akan ditindaklanjuti dengan objektif," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta.

Di Kantor BNN Cawang, Jakarta Timur, kemarin, isu tentang setoran Freddy ditanggapi melalui rilis oleh Kepala BNN Komjen Budi Waseso.

Dalam rilis itu, Kepala BNN meminta yang mengatasnamakan Haris Azhar dapat membuktikan yang diungkapkan Freddy Budiman.

Jika memang terbukti, BNN menyatakan dengan tegas akan memberikan sanksi kepada oknum tersebut.

"Kepala BNN kembali menegaskan bahwa BNN akan tetap pada komitmennya dalam memberantas peredaran gelap narkotika hingga ke akar-akarnya dan mendukung terciptanya aparat penegak hukum yang bersih," cetus Kepala BNN dalam rilis.

Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar meminta penegak hukum, khususnya Polri, serius menanggapi isu aliran dana Freddy kepada oknum Polri dan BNN.

"Itu harus dicek dan ricek lagi dengan serius oleh penegak hukum. Jangan dianggap informasi biasa saja," pinta Bambang.

Sementara itu, Haris Azhar meminta Presiden Joko Widodo memerintahkan penegak hukum menelusuri informasi dari Freddy.

"Jokowi akan terkesan membiarkan peredaran narkotika merajalela jika informasi itu tidak ditindaklanjuti sama sekali." (Mal/Deo/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya