RAPAT pleno Komisi III DPR memutuskan untuk membentuk panitia kerja (panja) guna menyelidiki dugaan pelanggaran kode etik oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.
"Di dalam rapat pleno tadi soal Abraham Samad-Hasto Kristiyanto disepakati akan dibentuk panja. Kesepakatan dasar, secara prinsip disepakati panja. Finalisasinya setelah reses," kata anggota Komisi III DPR Arsul Sani di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Pertemuan Abraham dengan Pelaksana Tugas Sekjen PDIP itu, kata Arsul, harus didalami terkait dengan dugaan tawaran Abraham untuk membantu penanganan kasus politikus PDIP Emir Moeis yang tersandung perkara korupsi. Apalagi, imbal balik dari tawaran itu, Abraham diduga minta dipasangkan dengan Joko Widodo sebagai calon wapres dari PDIP pada Pilrpes 2014.
"Supaya terang. Karena untuk menyikapi ini, KPK terkesan lambat. KPK bilang mau bentuk komite etik, tapi belum juga ada. Ini menjadi salah satu pertimbangan teman-teman di Komisi III," terang Arsul.
Beberapa saat sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, mantan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengakui ada pertemuannya bersama Hasto dengan Abraham Samad.
Ia menceritakan pertemuan itu terjadi menjelang pelaksanaan Pilpres 2014. Meski demikian, pertemuan itu tidak membahas sama sekali soal pengajuan Abraham Samad sebagai calon wapres.
"Namanya ngobrol, ngopi datang ke rumahnya. Wajar sebagai politisi membangun komunikasi, itu wajar saja. Soal ini salah atau tidak, melanggar SOP (prosedur operasi standar) atau tidak, itu yang tahu Abraham," kata Tjahjo.
Ia menuturkan, pertemuan itu atas penawaran seorang dokter bernama David. Kepada Tjahjo, David mengaku sahabat dekat Abraham. David pun menawarkan diri untuk mengatur pertemuan keduanya.
Pertemuan itu pun tak hanya empat mata. Plt Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Dokter David, dan pemilik apartemen, Supriyansa, menjadi saksi dalam pertemuan itu. Pembahasan pun hanya sebatas obrolan politik biasa.
"Tidak bahas capres-cawapres, jadi hanya ingin ketemu dia (Abraham). Karena selama ini kan ketemunya formal saja, acara partai," tambah Tjahjo.
Tidak jujur Dalam menanggapi paparan Tjahjo tersebut, anggota Komisi III dari Fraksi PAN Muslim Ayub mengaku tak percaya.
"Saya pikir Anda tidak jujur menyampaikan ke Komisi III. Kenapa harus ditutupi?" tegas Muslim.
Menurutnya, Tjahjo tak mungkin tak tahu soal penentuan calon wapres dari PDIP menjelang Pilpres 2014.
"Mungkin sulit untuk menyampaikan. Waktu itu, pernah tidak nama AS ini dibicarakan dalam pembicaraan resmi di PDIP? Jujur! Jangan ditutup-tutupi. Jangan dianggap Komisi III ini musuh," tambah Muslim.
Ia juga menilai mantan Koordinator Tim 11 PDIP Andi Widjajanto yang juga ditanyai dalam rapat itu tidak jujur dalam memberi penjelasan. Andi mengatakan ia juga tak tahu-menahu perihal pertemuan Abraham dengan Tjahjo dan Hasto. (P-1)