HUJAN tak mampu menghalangi kegembiraan sejumlah aparat kepolisian yang merayakan kemenangan seusai hakim Sarpin Rizaldi memutuskan bahwa penetapan tersangka Komjen Budi Gunawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak sah dan menyalahi aturan.
Tentu, yang meluapkan kegembiraan ialah massa yang mendukung BG untuk menjadi Kapolri. Luapan kegembiraan tak hanya oleh massa pendukung, sujud syukur dan ungkapan terima kasih yang sarat makna religius pun dilakukan sejumlah polisi yang menjaga keamanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Meski basah kusup diguyur hujan, mereka tetap bersujud syukur di lantai halaman. Bahkan, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wahyu Adiningrat sambil tertawa lepas diangkat-angkat oleh anggota polisi lain.
Ada pula polisi yang melakukan aksi gunting rambut di halaman parkir PN Jaksel.
Suasana berbeda terjadi di Gedung KPK. Beragam unjuk rasa dan aksi teatrikal di depan Gedung KPK tidak surut ditampilkan sebagai dukungan untuk KPK agar tetap trengginas memberantas korupsi.
Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi yang terdiri dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti Indonesia Corruption Watch, Faksi, Kontras, LBH Jakarta, Lima, Mappi FHUI, PSHK, TII, dan himpunan mahasiswa dari penjuru kampus hingga komunitas-komunitas yang sama sekali bergerak bukan di bidang hukum hadir memberi dukungan.
Bahkan, belasan pengguna sepeda ontel juga mendatangi Gedung KPK di Jakarta dari Jember, Jawa Timur, dengan menempuh perjalanan selama 13 hari.
Lain halnya dengan Komunitas Eden yang dipimpin Lia Aminuddin, yang dengan pakaian serbaputih mendatangi KPK. Komunitas yang dikenal dengan 'Komunitas Kerajaan Tuhan Eden' itu berdoa sambil menengadahkan muka dan tangan di depan halaman KPK supaya Tuhan turun tangan menyelesaikan permasalahan polemik KPK dan Polri. "Yang bisa menyelesaikan permasalahan ini ialah Tuhan secara langsung," ujar Lia.(AI/Nel/P-4)