Jumat 23 Desember 2022, 15:56 WIB

Jelang Natal dan Tahun Baru, PBNU Imbau Masyarakat Perkuat Sikap Toleransi

Mediaindonesia.com | Politik dan Hukum
Jelang Natal dan Tahun Baru, PBNU Imbau Masyarakat Perkuat Sikap Toleransi

Antara/HO-Dokumen Pribadi
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi

 

KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi yang biasa disapa Gus Fahrur Rozi menilai, kondisi keamanan menjelang Natal dan Tahun Baru aman dari tindak radikalisme.
 
Ia meyakini bahwa sikap toleransi antarumat beragama sangat penting dalam menjaga kerukunan bangsa. PBNU akan secara aktif dalam mengampanyekan sikap toleransi antar umat beragama untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman.
 
“Kita semua menjalankan agama masing-masing dengan baik, tetapi jangan terlalu berlebihan sehingga bisa mengganggu kepercayaan orang lain. Dalam perayaan Natal ini justru umat Muslim harus menghargai dan mendukung umat Nasrani yang merayakan Natal,” kata Fahrur lewat keterangan yang diterima, Jumat (23/12).

Fahrur Rozi menjelaskan, menjelang Natal dan Tahun Baru, PBNU akan ikut terlibat dalam menjaga keamanan dan ketertiban sebagai bentuk pencegahan tindak intoleransi dan radikalisme
 
Menurutnya, radikalisme lahir dari adanya pemahaman yang salah dari agama. Pemahaman yang tidak lengkap dan disampaikan secara sepotong-sepotong.
 
Untuk itu, ia menekankan peran guru dalam menciptakan moderasi beragama yang ada di Indonesia. Hal ini sangat penting karena mereka menjadi rujukan pola pikir bagi para muridnya. Pasalnya, jika guru tidak moderat, ia akan mengajarkan radikalisme yang akan ditiru murid-muridnya.
 
“Materi penting tapi guru yang menyampaikan lebih penting. Jadi bisa diterima atau tidak tergantung yang membawakan,” tandas Ahmad Farur
 
Lebih lanjut, Ahmad Faru menjelaskan, moderasi beragama harus dimulai dengan sikap adil. Setiap warga harus memberikan ruang untuk setiap perbedaan pendapat dan tafsir bagi umat seagama maupun berbeda agama.
 
“Adil adalah kata kuncinya. Islam mengajarkan tidak boleh ada kebencian yang kemudian menjadikan tidak adil. Kita tidak boleh merasa benar sendiri dan tidak boleh memaksakan, harus saling menghormati dan saling menghargai,” imbuhnya.
 
Selain itu, Presiden Jokowi berupaya keras dalam merawat kerukunan antarumat beragama agar keutuhan bangsa tetap terjaga, termasuk melalui program moderasi beragama.
 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan komitmennya dalam merawat kerukunan antarumat beragama, khususnya generasi muda penerus bangsa.
 
“Sikap-sikap tidak toleran apalagi yang disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal harus hilang dari Indonesia. Sikap keras yang menimbulkan perpecahan di masyarakat tak boleh ada di negeri kita yang kita cintai ini," ujar Presiden. (OL-8)

Baca Juga

MGN / Kautsar Widya Prabowo

Jokowi Beberkan Alasan Dirinya Cawe-cawe di Pilpres 2024

👤Kautsar Widya Prabowo 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:05 WIB
Ada lebih dari tujuh kali Pak Presiden mengatakan cawe-cawe. Karena untuk kepentingan...
DOK. DPR RI/Eno/Man

Soroti Kasus Pemerkosaan Anak di Sulteng, Puan: Tak Ada Tolerir untuk Kekerasan Seksual

👤mediaindonesia.com 🕔Senin 29 Mei 2023, 22:04 WIB
Dalam UU TPKS, beberapa profesi dapat dijatuhi hukuman lebih berat dengan tambahan hukuman 1/3 dari ancaman pidana, seperti pendidik,...
Rumgapres

Meski Akui Cawe-cawe Jokowi Janji tidak Gunakan Perangkat Negara

👤Kautsar Widya Prabowo 🕔Senin 29 Mei 2023, 21:57 WIB
Jokowi berjanji tidak akan menggunakan perangkat...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya