(Sumber: Australian Department of Immigration and Citizenship/DHK)
KEPOLISIAN negara bagian Queensland, Australia, menjamin keamanan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di wilayah tersebut, di tengah memanasnya hubungan Indonesia-Australia, pascapenolakan grasi terhadap terpidana mati dua WN Australia (anggota Bali Nine) oleh Presiden Joko Widodo.
Petugas Khusus Pengelola Kerukunan Multikultur Kepolisian Queensland Jim Bellos menyebutkan WNI diminta segera melapor ke polisi setempat apabila ada gangguan keamanan yang menimpa mereka.
''Walaupun ada isu Bali Nine, jangan segan-segan melapor ke polisi apabila ada gangguan keamanan. Kita segera tindak lanjuti,'' kata Bellos di hadapan WNI di Brisbane, Sabtu (14/2), seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Emir Chairullah dari Brisbane, kemarin (Minggu, 15/2/2015).
Bellos mengakui, saat ini ada kekhawatiran berbagai pihak akibat rencana eksekusi mati terpidana Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. ''Biarlah isu itu berkembang, tugas kita menjaga kalian dan warga lain yang tinggal di sini,'' tambahnya.
Lebih lanjut, Bellos mencontohkan bagaimana polisi setempat langsung bereaksi saat sekelompok orang tidak bertanggung jawab beraksi vandalisme terhadap sebuah masjid di Brisbane beberapa waktu lalu. Saat itu mereka mencoret-coret dinding masjid dengan kalimat tidak pantas.
''Begitu ada laporan dari warga, polisi langsung mencari pelakunya dan berpatroli intensif,'' tegasnya.
Hal senada dikatakan juru bicara Kedutaan Besar RI (KBRI) Canberra Sade Bimantara. Ia mengakui sudah berkoordinasi dengan kepolisian Australia apabila ada gangguan yang menimpa WNI di negara tersebut.
Sade juga membantah bahwa pihaknya mengeluarkan travel advice kepada WNI yang tinggal Australia. Menurut dia, surat edaran itu bersifat imbauan agar WNI lebih berhati-hati dalam beraktivitas sehari-hari.
Pasalnya, lanjut Sade, pihaknya sudah menerima ribuan surat elektronik yang memprotes dan mengecam KBRI. ''Kami akan teruskan ke Jakarta mengenai hal itu,'' ungkapnya.
Berjalan normal Sejumlah WNI di Brisbane mengaku tidak mengalami gangguan keamanan seiring merebaknya isu Bali Nine. Menurut mereka, isu itu dihembuskan media Australia demi pembatalan hukuman mati bagi dua warganya.
''Kehidupan di sini berjalan normal. Sejauh ini tidak ada gangguan apa pun,'' kata Ririn, mahasiswi di Brisbane.
Namun, WNI di Canberra melaporkan, Kantor Kedubes RI di ibu kota Australia itu bakal didemo puluhan aktivis dari gabungan kelompok gereja, amnesti, dan HAM.
Saat dihubungi secara terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan masalah eksekusi dua WN Australia itu tidak akan mengancam neraca perdagangan Indonesia. Pasalnya, ketergantungan Australia terhadap pasar Indonesia seperti ketergantungan Indonesia terhadap sapi dan produk daging beku Australia.
''Enggak, enggak semudah itu, Australia juga bergantung sama kita,'' sahut Sofyan.
Dari Jawa Tengah dilaporkan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia setempat tengah mempersiapkan pengamanan dan pengawasan ekstra terhadap para narapidana yang bakal menjalani eksekusi mati. Sebab, sebelum menjalani eksekusi mati, mereka bakal dimasukkan ke ruangan isolasi.
Dari Bali, Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto juga menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan pasukan Brimob untuk memberikan pengawalan. (LD/OL/X-8)