Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mahfud: Kematian Massal Kanjuruhan Terutama Disebabkan Gas Air Mata

Mesakh Ananta Dachi
14/10/2022 20:26
Mahfud: Kematian Massal Kanjuruhan Terutama Disebabkan Gas Air Mata
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) menerima laporan hasil investigasi TGIPF Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang di Istana Merdeka, Jakarta.(Antara/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr.)

TIM Gabungan Independen Pencari Fakta akhirnya mengungkapkan hasil investigas mengenai tragedi Kanjuruhan. Dalam pernyataannya, TGIPF mengungkap penyebab utama tragedi yang merenggut 132 nyawa tersebut yaitu gas air mata.

"Yang mati dan cacat serta kritis dipastikan terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan. Itu penyebabnya. Ada pun tingkat keberbahayaan gas air mata itu sedang diperiksa oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional. Namun apapun hasil pemeriksaan BRIN tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal terutama disebabkan oleh gas air mata," ujar Ketua TGIPF sekaligus Menteri Polhukam Mahfud MD dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kepresidenan, Jumat (14/10).

TGIPF dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Media Indonesia mengungkapkan Polri dan TNI juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap aparat Polri dan TNI serta pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan pada kerusuhan pascapertandingan Arema vs Persebaya, seperti yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton (tribun) yang diduga dilakukan di luar komando, pengelola Stadion Kanjuruhan yang tidak memastikan semua daun pintu terbuka, pihak Arema FC, dan pihak PSSI yang tidak melakukan pengawasan atas keamanan dan kelancaran penyelenggaraan pertandingan.

Baca juga: Rekomendasi TGIPF: Ketua Umum PSSI Mundur dan Gelar KLB

"Melakukan tembakan gas air mata secara membabi buta ke arah lapangan, tribun, hingga di luar lapangan," kutip pernyataan tertulis itu. 

Mahfud MD melanjutkan akibat gas air mata yang dilemparkan tersebut, para penonton yang berbondong-bondong keluar harus berhimpit-himpitan keluar dari pintu yang tidak terbuka.

"Ada yang gandengan untuk bisa keluar bersama, satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk menolong temannya terinjak-injak mati," ungkap Mahfud MD. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya