Kamis 10 Maret 2022, 22:39 WIB

Ketua MUI Baru Harus Merawat Persatuan dan Kebinekaan

Ade Alawi | Politik dan Hukum
Ketua MUI Baru Harus Merawat Persatuan dan Kebinekaan

Dok MetroTV
Kader Muhammadiyah Sukidi pada program “Metro Pagi Primetime” Metro TV, Kamis, (10/3).

 

KETUA Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftachul Akhyar, mengundurkan diri dari jabatannya. Ia mengaku memilih lebih berfokus pada kerja-kerja di posisinya sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pengunduran dirinya menyisakan kekosongan di posisi jabatan Ketua Umum MUI periode ini. 

Kader Muhammadiyah, Sukidi, menilai mundurnya Miftachul Akhyar merupakan tradisi yang baik agar tidak merangkap jabatan sekaligus momentum yang tepat untuk melakukan regenerasi kepemimpinan di tubuh MUI yang memberi penyegaran pada tugas dan tanggung ulama kepada umat dan bangsa. 

Demikian disampaikan Sukidi pada program “Metro Pagi Primetime” Metro TV, Kamis, (10/3).

Sukidi berharap pengisi jabatan Ketua Umum MUI yang baru nanti merupakan sosok ulama yang memiliki karakter keteduhan. Karena MUI sejatinya ialah lembaga tempat berkumpulnya para ulama harus yang seharusnya aktif menebarkan keteduhan dan memberikan kenyamanan kepada semua umat beragama.

“Karena Nabi Muhammad diutus sebagai mercy for all, sebagai rahmat kepada semuanya, bukan hanya kepada umat Islam, tetapi kepada semua umat manusia,” tegas pemikir kebinekaan ini. 

Kesadaran ini, menurut Sukidi, harus ditumbuhkan di kalangan ulama agar secara aktif menebarkan belas kasih dan sikap kasih sayang kepada semua umat manusia, bukan hanya kepada umat Islam. 

Sebab, belas kasih merupakan inti ajaran agama yang mendorong setiap individu untuk bersikap peka dan sensitif secara moral dan emosional pada penderitaan orang lain. Dari sinilah akan lahir sikap simpatik dan kemurahan hati untuk menolong yang lain apa pun latar belakang agama dan rasnya.

“Tugas ulama ialah memberikan sikap kasih sayang, loving kindness, dan belas kasih kepada semua warga negara apa pun agama, ras, dan latar belakangnya seperti ditinjukkan oleh Nabi Muhammad,” ujarnya.

Menghadapi polarisasi yang semakin tajam di masyarakat, Sukidi berharap MUI berada di garda terdepan dan tampil sebagai pemersatu umat Islam dan warga negara Indonesia. Tugas ini tentu tidak mudah dijalankan, apalagi Indonesia kini tengah mengalami polarisasi, konflik, dan pembelahan sosial yang sedemikian tajam akibat didera berbagai persoalan. 

Karena itu, MUI memiliki peran sentral untuk mempersatukan umat yang beragam dengan menebarkan pesan damai, berdiri di atas semua golongan, dan mengajak semua warga untuk terlibat aktif membangun dan memajukan bangsa. 

“Ulama harus terus menggelorakan spirit persatuan di tengah polarisasi sosial yang amat tajam. Ulama (juga) harus tampil untuk menyatukan umat dari berbagai spektrum, mengajak mereka untuk membangun bangsa ini, mengajak untuk ikut memajukan bngasa ini bersama-sama,” tuturnya. 

Selain itu, langkah yang bisa ditempuh MUI untuk mengikis polarisasi umat ialah dengan memberikan bekal dan pemahaman yang baik kepada para dai di seluruh Indonesia agar lebih aktif menyebarkan paham Islam yang memberi rahmat kepada semua umat manusia. 

Karena itu, Sukidi mendorong para mubalig untuk lebih aktif menumbuhkembangkan spirit persatuan dan perdamaian kepada umat Islam.

Tugas lain yang mesti menjadi prioritas MUI ialah memberikan pesan, amanat, dan wejangan kepada seluruh dai dan takmir masjid agar menjaga kesucian rumah ibadah. Di samping itu, paham Islam yang menganjurkan sikap belas kasih dan berbuat baik kepada setiap manusia pun harus dibekalkan kepada para dai dan takmir masjid.

“Dengan jaringan yang MUI miliki terhadap dai dan masjid, terhadap organisasi seperti NU dan Muhammadiyah, maka ini menjadi jalan yang efektif,” tambahnya.

Dengan kerja-kerja tersebut, Sukidi meyakini, dai dan umat Islam akan selalu terikat pada misi dakwah Islam yang terbuka, yang mengasihi sesama, yang memberikan rahmat kepada sesama. Selain itu, yang lebih penting lagi, tandas Sukidi, MUI harus terlibat aktif dalam merawat kebinekaan, karena Indonesia berdiri tegak di atas pilar dan falsafah kebinekaan. 

Menurut Sukidi, agar pesan-pesan kebinekaan dapat diterima dengan baik oleh umat Islam, MUI harus memberikan pencerahan publik bahwa kebinekaan merupakan rahmat Tuhan yang harus diterima secara positif dan harus disambut secara optimis agar bangsa yang berbineka tunggal ika ini dapat tegak berdiri dan menjadi bangsa maju di kemudian hari.

Sukidi mendorong agar setiap warga negara dapat mengakui perbedaan bukan hanya dari sisi agama dan etnis saja. Namun, lebih penting dari sikap itu ialah keteguhan sikap untuk bersedia terlibat secara aktif untuk menghadirkan kebinekaan sekaligus mengatasi masalah-masalah keumatan dan kebangsaan. 

“Jadi, setiap umat harus terlibat aktif dalam mewujudkan kebinekaan Indonesia. Kebinekaan ini harus ditopang dengan spirit yang oleh Soekarno disebut sebagai sikap gotong royong,” tuturnya. 
doktor lulusan Harvard University, Amerika Serikat ini. 

Menutup dialog tersebut, Sukidi menegaskan bahwa kebinekaan Indonesia dapat berdiri tegak di atas fondasi sikap mutual respect atau sikap saling menghormati satu sama lain. 

Bagi Sukidi, sikap tersebut penting karena berangkat dari satu kesadaran bahwa semua umat manusia diciptakan Tuhan secara setara, memperoleh hak yang setara, dan karena itu berhak diperlakukan secara setara pula. Karena itu, tegasnya, sikap mutual respect adalah pesan Islam dan sekaligus pesan kebangsaan. (OL-8)

Baca Juga

MI/Susanto

Fatayat NU Nilai Erick Thohir Peduli Pada Pemberdayaan Wanita

👤Dero Iqbal Mahendra 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 22:45 WIB
Erick Thohir sukses menghadirkan kinerja gemilang selama tiga tahun menakhodai BUMN. Termasuk juga di antaranya dalam upaya penguatan...
DOK IST

Ganjar Dorong Milenial dan Generasi Z Terjun ke Dunia Politik

👤Budi Ernanto 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 22:30 WIB
Kalangan milenial dan Gen-Z wajib diperhitungkan karena menduduki porsi yang cukup besar dalam demografi saat...
MI/Susanto

Hilangkan Stigma PKI di Militer, Andika Perkasa Dinilai Cocok Jadi Cawapres

👤Akmal Fauzi 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 21:30 WIB
Pengamat politik Universitas Bhayangkara Djuni Thamrin berpendapat, ketegasan Andika Perkasa dalam memberantas diskriminasi di tubuh...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya