Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
JAKSA Agung HM Prasetyo menegaskan pihaknya segera melakukan pertemuan dengan Kejaksaan Republik Rakyat Tiongkok guna membahas upaya pengejaran sejumlah buron koruptor termasuk Eddy Tansil.
"Makanya nanti kita akan lakukan pembicaraan dengan Jaksa Agung Cina (Tiongkok) dan pihak-pihak lain. Kita lihat nanti seperti apa," ujar Prasetyo kepada Media Indonesia, Jumat (20/5).
Menurut dia, Korps Adhyaksa berharap koordinasi lintas negara itu dapat membuahkan hasil, seperti penangkapan buron kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono di Shanghai, Tiongkok, pada 14 April lalu.
Penangkapan Samadikun menyiratkan sebuah pesan kepada seluruh buron koruptor, bahwa penegakan hukum di Indonesia tak surut meski para pelaku bersembunyi di negara orang.
"Kita berharap kerja sama ini akan berjalan dengan baik. Tentunya juga dengan semua yang punya kewenangan yang sama dengan kita, against corruption," terang Prasetyo.
Eddy Tansil merupakan terpidana 20 tahun yang melarikan diri ke luar negeri dari LP Cipinang pada Mei 1996. Eddy dinyatakan bersalah lantaran membobol uang negara yang merupakan kredit Bank Bapindo melalui perusahaan Golden Key Group. Saat itu uang yang digelapkan ditaksir mencapai 565 juta dolar AS.
Sebelumnya, Jaksa Agung HM Prasetyo saat rapat bersama Komisi III di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR, Senayan, Kamis (21/4), mengatakan buron lain yang juga dikejar adalah Djoko Tjandra dan Bambang Sutrisno.
Djoko adalah terpidana korupsi cessie Bank Bali senilai Rp546 miliar yang buron sejak 2009 pascavonis 2 tahun penjara. Sementara Bambang terlibat kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp1,5 triliun dan kemudian divonis seumur hidup. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved