Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MUKTAMAR ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) diharapkan bisa menghasilkan Visi 100 Tahun Kedua NU yang solid dan memberikan solusi bagi problematika Bangsa Indonesia dan umat manusia. Betapa tidak? Selama hampir satu abad, NU telah berhasil membentuk karakter bangsa dan turut menjadi penentu bentuk negara pluralistik yang diterima semua elemen bangsa.
"Tantangan terbesar NU di periode transisi ini adalah memastikan bahwa warisan tersebut dapat diselamatkan dan dilanjutkan pada Periode 100 Tahun Kedua NU. NU telah berhasil mengusung politik kebangsaan di atas politik keagamaan tanpa harus kehilangan identitas keislaman yang menjadi spirit dan inspirasinya," kata Ketua Umum Forum Satu Bangsa Hery Haryanto Azumi dalam keterangan pers yang diterima Rabu (22/12/2021).
Tokoh muda NU yang akrab disapa Mas Hery itu menambahkan, visi transformasi tersebut harus disematkan dalam semua rangkaian program organisasi dan langkah-langkah politik NU dari satu periode ke periode berikutnya. Menurutnya, setiap periode kepengurusan NU selalu terikat dengan kontrak untuk melakukan perbaikan (harakatul ishlah) dan itu harus dibuat tersambung secara akumulatif sehingga mampu membentuk bangunan utuh atau melengkapi puzzle dalam gambar besar bangsa dan tatanan dunia.
"Sangat berbahaya jika NU salah strategi dan langkah dalam menjaga basis tradisi nasional, tidak hanya bagi NU tetapi juga bagi Bangsa Indonesia", tegas Mas Hery yang juga mantan Wasekjen PBNU sekaligus mantan Ketua Umum PMII.
Inisiator Sustainable Actions Club itu menuturkan, NU memerlukan figur yang dapat menghantarkan jama'ah dan jam'iyyah NU melalui masa transisi dengan selamat dan mampu beradaptasi dengan arus baru perubahan dunia. Ia mengusulkan agar duet KH Ma'ruf Amin sebagai Rais 'Aam Syuriyah dan KH Said Aqiel Siraj sebagai Ketua Umum Tanfidziyah dipertahankan dengan melibatkan SDM muda NU yang melimpah di berbagai bidang dan profesi.
Diharapkan pada fase berikutnya kaum muda NU telah betul-betul siap untuk menerima estafet kepemimpinan. "Dari berbagai nasihat dan usulan para kyai sepuh dan dzurriyah, kedua figur tersebut adalah penjamin keutuhan dan keberlanjutan (sustainability) NU", pungkas alumnus Pesantren Denanyar ini. (RO/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved