Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEPALA Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Julexi Tamayong menyebut Indonesia merupakan masyarakat pejuang dan menolak penjajahan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya situs benteng kerajaan yang berfungsi sebagai simbol pertahanan untuk melawan dan mengusir penjajah dari nusantara.
“Dengan adanya bangunan bersejarah ini menunjukkan nilai perjuangan bangsa Indonesia pada saat melawan penjajah dan mengusir penjajah dari tanah Indonesia,” kata Julexi saat peluncuran buku Defense Heritage Indonesia di Jakarta, Rabu (6/10).
Karena itu, tambahnya, adanya berbagai benteng sekaligus ingin membuktikan masyarakat yang hidup di Indonesia tidak selalu menjadi bangsa yang terjajah.
"Selain untuk pariwisata dan pendidikan, bangunan ini menunjukkan Indonesia merupakan bangsa pejuang,” tegasnya.
Julexi berharap buku tersebut juga mampu memberikan pemahaman dasar bahwa Indonesia punya tugas dalam menjaga serta melestarikan objek-objek cagar budaya bernilai pertahanan, sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa yang menjadi identitas Indonesia.
“Buku ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam rangka menumbuhkan rasa cinta tanah air dan juga untuk pengembangan pariwisata Indonesia di masa depan,” ujarnya.
Baca juga: Takbir Keliling Terjadi di Kawasan Dalam Benteng Keraton Surakarta
Sementara itu, penulis buku Theodorus L. Toruan menyebut saat ini memang belum ada political will untuk membangun museum yang terkait sejarah pertahanan di Indonesia. Apalagi kurator yang bergerak di bidang sejarah pertahanan Indonesia.
“Diharapkan dengan adanya buku ini pemerintah mau membangun museum yang terintegrasi,” jelasnya.
Dia juga berharap pemerintah daerah juga mau terlibat dalam pembangunan museum perang yang ada di wilayahnya.
“Sehingga selain untuk pendidikan, museum ini bisa dijadikan tempat wisata,” pungkasnya.
Sedangkan peneliti dari Universitas Pertahanan Jeanne Francoise menjelaskan, ide defense heritage tidak muncul secara tiba-tiba atau turun dari langit, tetapi merupakan proses pemikiran manusia untuk mengembangkan cultural heritage itu sendiri.
“Ide ini sekaligus ingin menunjukkan bahwa sejarah pertahanan bangsa Indonesia dikembangkan dari rakyat di nusantara,” ujarnya.
Pemahaman akan defense heritage akan mempersiapkan bangsa Indonesia menjadi negara modern yang jaya dan makmur. Negara Indonesia hanya akan berdiri dengan jaya apabila memiliki pemimpin yang adil dan rakyatnya mampu memaknai segala benda dan perihal benda itu yang berada di sekitarnya.
“Defense Heritage adalah bagian penting untuk memahami Negara Kesatuan Republik Indonesia secara lebih utuh, komprehensif, terpadu, dan menyeluruh. Objek-objek defense heritage adalah penanda bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang untuk mencari jati dirinya,” jelasnya.
(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved