Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pemerintah Fokus Bebaskan Empat Sandera Tersisa

Haufan Hasyim Salengke
02/5/2016 18:59
Pemerintah Fokus Bebaskan Empat Sandera Tersisa
(ANTARA/Reno Esnir)

PEMERINTAH Indonesia terus bekerja keras untuk membebaskan empat anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) yang masih disandera kelompok militan Abu Sayyaf di wilayah Filipinan Selatan.

"Saat ini kita terus bekerja keras untuk membebaskan empat ABK WNI lainya. Pemerintah sekali lagi akan menggunakan semua opsi yang terbuka untuk upaya pembebasan mereka," ungkap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Senin (2/5).

Dalam upaya pembebasan tersebut, tegas Retno, pemerintah tidak akan membayar uang tebusan kepada penyandera. Ia mengatakan lokasi keempat WNI terpantau dari waktu ke waktu.

Pernyataan itu disampaikan Retno mewakili pemerintah dalam acara penyerahan 10 ABK WNI, yang telah lebih dahulu dibebaskan dan telah kembali ke Tanah Air, kepada pihak keluarga korban yang diwakili oleh Yola Srepi, istri dari Alvian Elvis Srepi, ABK.

Kesepuluh WNI yang merupakan ABK Kapal Tunda Brahma 12 dan Kapal Tongkang Anand 12 milik PT Patra Maritime Line itu adalah Peter Tonsen Barahama (nakhkoda), Julian Philip, Alvian Elvis Repi, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputro, Bayu Oktawianto, Rinaldi, dan Wendi Raknadian.

Hadir pula dalam acara penyerahan itu pihak perusahaan pemilik kapal PT Patra Maritime Line yang diwakili Loudy Irwanto Ellias (komisaris) dan Bambang Bayu (direktur operasi).

Retno mengatakan telah berkomunikasi dengan pihak perusahaan untuk memasitkan semua hak-hak ABK dipenuhi oleh perusahaan. Dari komunikasi itu, kata dia, perusahaan telah memastian komitmen untuk memenehi hak-hak para ABK.

Di kesempatan yang sama, Loudy Irwanto Ellias memastikan ke-10 ABK tersebut akan tetap bekerja di PT Patra Maritime Line. Ia juga menjamin perusahaannya akan memberikan atau membayar hak-hak ABK.

"Hak-hak seperti karyawan biasa akan kami berikan. Dan juga ada seperti kompensasi yang akan kami berikan. Seperti kompensasi kemanusiaan, karena mereka tentu sudah mengalami hal yang sangat sulit dalam hidupnya, dan itu sangat sulit bagi mereka," ujarnya.

Loudy mengatakan pihak perusahaan ikut menjadi bagian dari tim pembebasan sandera yang dibentuk pemerintah Indonesia. Ia juga mengakui Abu Sayyaf sempat melakukan kontak langsung dengan perusahaan, dan intesitasnya bisa satu hingga dua kali per hari.

Ketika ditanya apakah memang tidak ada uang tebusan yang diberikan dalam proses pembebasan, Loudy mengatakan, "Saya nggak bisa comment mengenai itu, mohon dimenegri. Kita masih ada pekerjaan rumah (pembebasan empat sandera) lain soalnya," jelasnya.

Retno menambahkan, berkaitan dengan maraknya aksi pembajakan dan penyanderaan, keamanan wilayah perbatasan dan perairan di sekitarnya menjadi konsen semua pihak. Karena itu ia dan panglima TNI akan bertemu dengan para mitra mereka dari Malaysia dan Filipina di Indonesia pada 5 Mei.

"Kami, dari ketiga pihak, berharap dapat mengambil langkah untuk dapat meningkatkan pengamanan di perairan perbatasan dan wilayah sekitarnya," pungkas Retno. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya