Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
TENGGAT penyerahan tebusan yang sudah terlewati terganjal izin dari Pemerintah Filipina untuk melakukan operasi militer pembebasan WNI yang jadi sandera kelompok militan Abu Sayyaf. Namun, kekuatan militer tetap bersiaga untuk melakukan operasi itu.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna mengatakan, pihaknya memiliki keandalan, terutama, dalam hal pemantauan udara jika operasi dilakukan.
"Ini kita masih menunggu. Kita punya kemampuan untuk (melakukan operasi pembebasan) itu. Terutama kemampuan surveillance; bagaimana kita bisa memantau pergerakan satu titik saja, gerakan orang, mau sembunyi di pohon, dimanapun kita bisa tangkap. Tapi kan segala sesuatu tergantung izin dari Pemerintah," ujarnya, seusai peringatan Hari Angkatan Udara, di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/4).
Diungkapkannya pula, pasukan gabungan elite TNI, yang bersatu sebagai pasukan pemukul reaksi cepat (PPRC), sudah berkumpul dan melakukan latihan di Tarakan, Kalimantan Utara. TNI AU ikut diwakili oleh Detasemen Bravo 90 Pasukan Khas TNI AU. Pengerahannya hanya tinggal kata ya dari pemerintah setempat.
"Oh siap. Kita semua sudah di Tarakan, di bawah Pangkogab (panglima komando gabungan)-nya. Tinggal menunggu 'ya', kita gerakan," ucap Agus.
Sebanyak 10 WNI diculik kelompok Abu Sayyaf pada 26 Maret di perairan Tambulian, lepas pantai Pulau Tapul, Kepulauan Sulu, Filipina, dari kapal pengangkut batubara berbendera Indonesia. Kelompok itu meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp15 Miliar dengan tenggat waktu hingga 31 Maret 2016. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved