Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

AHY Dinilai Sulit Melenggang di Pilpres 2024

Mediaindonesia.com
26/2/2021 12:05
AHY Dinilai Sulit Melenggang di Pilpres 2024
M QODARI: Direktur Eksekutif Indo Barometer di Jakarta, Selasa (27/3).(MI/ROMMY PUJIANTO )

DIREKTUR Eksekutif Indo Barometer, M Qodari memprediksi terkait peluang Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk melenggang ke Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, AHY membutuhkan 4 P untuk bisa menuju Pilpres 2024 mendatang. Sayangnya dia baru dua.

"AHY itu memerlukan 4 P untuk bisa menuju pentas nasional di masa datang. 2 P yang pertama sudah dimiliki AHY yaitu partai dan penampilan. Partainya Demokrat, punya kursi lumayan di DPR, penampilan karena ganteng," ujar  Qodari, Jumat (26/2).

Baca juga: Pengamat: Bursa Capres 2024 Diprediksi Sengit

Namun, dia masih kurang 2 P lagi. "Jadi, kemampuan itu hanya bisa ditunjukkan lewat 2 P yang lain yaitu panggung dan pengalaman. Panggung itu ya posisi jabatan publik dan pengalaman itu ya tadi bisa diperoleh juga dari jabatan publik."

Menurut dia, pengalaman menjalankan pemerintahan itu tidak terakomodasi atau tidak tersedia dalam jabatan ketua umum. "Setidaknya tidak komprehensif atau tidak menyeluruh dan pengalaman itu prestasi itu bisa ditunjukkan apabila ada jabatan seperti kepala daerah dan menteri," ujarnya.

Selain itu, ia juga menyebut ada dua hal terkait isu kudeta Partai Demokrat (PD) yang membuat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai turun gunung. Kedua hal itu yaitu ketidakcakapan AHY atau memang isu kudeta ini dari awal adalah desain SBY.

Analisis pertama, Qodari menilai isu tersebut terlalu besar sehingga tidak bisa dipadamkan oleh AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat.

"Teori pertama dan dilihat banyak orang bahwa Pak SBY turun gunung dan itu adalah pertanda bahwa api dalam Partai Demokrat terlalu besar untuk dipadamkan oleh seorang AHY, begitu," kata Qodari, Jumat (26/2).

"Dan sebetulnya memang begitulah risiko yang terjadi ketika SBY tampil karena itu akan memberikan pesan atau ditafsirkan pihak luar sebagai sebuah pertanda ketidakmampuan AHY," imbuhnya.

Analisi kedua, Qodari menilai SBY sesungguhnya merupakan sutradara atau dalang dari isu kudeta Partai Demokrat. Menurutnya, AHY sosok yang tampil di panggung depan, sementara SBY berada di panggung belakang.

"Sesungguhnya sutradara atau dalang dari cerita mengenai kudeta PD ini adalah Pak SBY itu sendiri. Jadi panggung depannya adalah AHY, tapi panggung belakangnya, dapurnya sesungguhnya, adalah Pak SBY," ucapnya.

Menurutnya, hal itu juga terbukti melalui pernyataan SBY yang terkesan menepis pernyataan AHY saat mengungkap isu kudeta PD. Sebab, SBY terkesan menegasikan pernyataan saat mengatakan ia tidak percaya Presiden Jokowi terlibat dan nama sejumlah menteri hanya dicatut dalam isu kudeta.

"Jadi AHY memberikan pernyataan tapi yang membantah kan SBY. Jadi ini istilahnya main pingpong. AHY menyatakan, SBY menegasikan. Jadi menurut saya itu pertanda bahwa sebetulnya aktor atau penulis skenarionya adalah SBY," katanya.

Terlebih, kata Qodari, SBY sempat mengeluarkan tulisan yang membahas perihal 'the good, the bad, and the ugly' sehari sebelum AHY mengungkapkan isu kudeta. Qodari menilai unggahan SBY itu merupakan pengantar dari deklarasi AHY terkait kudeta PD.

"Sebelum press conference AHY pada siang hari, malamnya kan SBY sudah mengeluarkan twit yang mengatakan ada the good guy, ada the bad guy, dan ada the ugly. Kira-kira begitu, the good, the bad, and the ugly. Itu kan sebetulnya pengantar menuju press conference-nya AHY," ucapnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya