Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEKJEN Projo, Handoko menilai pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebut Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko telah turut campur dalam urusan internal Partai Demokrat sudah salah kaprah. Sebab, dengan posisinya kini, ia tidak bisa begitu saja mencampuri partai lain.
"Saya mengenal baik Pak Moeldoko saat beliau mendapat tugas sebagai Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Amin menjelang Pemilihan Presiden 2019 lalu. Saya membantu beliau dalam tugas beliau sebagai jembatan komunikasi berbagai kelompok relawan Jokowi dengan Presiden Jokowi," kata Handoko dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/2).
Baca juga: Dituding Ingin Kudeta Demokrat, Moeldoko: AHY Tidak Intelek
Menurutnya, Moeldoko dikenal sebagai tentara yang sangat konstitusional, taat pada asas dan aturan yang berlaku, sarat dengan prestasi. Selain menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer (Adhi Makayasa), Moeldoko juga menjadi lulusan terbaik dalam setiap jenjang pendidikan yang dijalani.
"Pengangkatan dia sebagai Panglima TNI, itu memang sudah menjadi kelayakan dan sesuai dengan profesionalitas beliau, bukan sekadar hadiah dari Bapak SBY. Namun berkali-kali Moeldoko menyampaikan bahwa beliau tetap respek pada Pak SBY," kata Handoko.
"Saya dan teman-teman relawan kecewa dengan pernyataan Pak SBY. Beliau menuduh tanpa alasan bahwa Pak Moel ingin mencampuri urusan internal Partai Demokrat. Pimpinan partai, tidak perlu mencari perhatian dengan menjadikan orang lain seolah menjadi musuh kader Demokrat," sambungnya.
Handoko menegaskan bahwa Moeldoko adalah tokoh yang sangat konsisten pada konstitusi, aturan, dan asas. Terkait kalimat SBY yang menyebut Demokrat Not For Sale, menurutnya, tuduhan tersebut sangat tidak relevan.
"Pak Moel disebut-sebut mengumpulkan tokoh-tokoh Partai Demokrat yang kecewa dengan situasi internal Demokrat. Saya tegaskan, beliau tokoh yang terbuka. Apalagi dengan posisinya kini. Ia bisa menerima siapa saja. Beliau juga terbuka memberi berbagai masukan," kata Handoko.
"Jadi jangan samakan beliau dengan tokoh lain yang sangat formal, untuk bertemu saja harus melalui proses berbelit. Lalu menganggap bahwa semua orang atau tokoh harus selektif dalam menerima tamu," sambungnya.
Sebagai Kepala Staf Kepresidenan, kata Handoko, Moeldoko bahkan mempunyai program KSP mendengar. Moeldoko menerima dan mendengar langsung berbagai keluhan dari masyarakat.
"Pak Moel berkali-kali menyebut bahwa beliau tetap fokus pada pekerjaan beliau sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI yang sedemikian banyak dan memerlukan konsentrasi tinggi," tegasnya. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved