Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
GEJOLAK internal Partai Demokrat sejatinya justru menunjukkan ada yang salah di partai tersebut. Masalahnya semakin pelik, lantaran mereka menyeret-nyeret orang di luar partai.
Menurut koordinator Jaringan Islam Kebangsaan (JIK), Irfaan Sanoesi beragam reaksi masyarakat terkait isu kudeta di Demokrat yang menyeret nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko justru mengundang simpati masyarakat kepadanya. Sebaliknya, hal itu bisa menjadi bumerang bagi partai Demokrat.
Baca juga: Sindiran Halus Moeldoko Lewat Filosofi Kopi di Medsos
Dia menilai reaksi masyarakat yang mengirim banyak karangan bunga contohnya, adalah bukti bahwa isu kudeta ini melibatkan masyarakat dan merasa bersimpati. “Fenomena karangan bunga ini populer ketika Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) sesaat setelah menerima vonis di pengadilan. Masyarakat menganggap Ahok dizalimi sehingga mereka mengekspresikan rasa cinta kepadanya dengan karangan bunga,” ujar Irfaan dalam siaran persnya, Rabu (10/2)
“Sekarang orang-orang menganggap bahwa Moeldoko menjadi sosok yang dizalim akibat tuduhan kudeta di internal Demokrat, sehingga karangan bunga menjadi simbol yang tepat mengekspresikan cinta dan dukungan mereka,” sambungnya.
Dia menerangkan begitupun suasana lini masa yang mulai dijejali trending terkait isu kudeta Demokrat, mayoritas cuitan mereka berupa cuitan simpati dan dukungan kepada Moeldoko.
“Saya perhatikan di timeline media sosial, banyak karangan bunga yang dikirim masyarakat kepada Pak Moeldoko. Bisa jadi itu adalah simpati masyarakat atas kejadian yang menimpanya,” imbuhnya.
Kondisi tersebut tentu merugikan Demokrat. Sebab masyarakat akan mulai antipati dan yang paling parah adalah sebagian internal partai seperti mendapat angin untuk mengajukan KLB. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved