Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PENGAMAT intelijen dan keamanan Universitas Indonesia Stanislaus Riyanta mengatakan calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis haruslah figur yang mampu menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
Syarat tersebut diperlukan mengingat situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang dinamis.
"Dengan situasi kamtibmas yang cenderung dinamis, ancaman yang asimetris, dan ketidakpastian politik yang tinggi, maka kandidat Kapolri harus mempunyai kompetensi untuk memimpin Polri secara profesional dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat," ujar Riyanta kepada Mediaindonesia.com, Minggu (3/1).
Menurut Riyanta, sosok pengganti Idham harus memiliki kompetensi dan dapat diterima oleh institusi Korps Bhayangkara serta masyarakat. "Dan yang paling penting menjadi pilihan Presiden."
Ia memaparkan beberapa hal yang perlu menjadi perimbangan, yakni sisa masa kerja hingga pensiun, senioritas, maupun rekam jejak kandidat. Setidaknya, Riyanta menyebut tiga nama yang berpeluang besar mengisi jabatan Kapolri berikutnya.
Ketiganya yaitu Komjen Gatot Eddy Pramono, yang menjabat sebagai Wakapolri, alumni Akpol 1988, dengan masa dinas aktif hingga 2023, Komjen Agus Andrianto yang saat ini menjabat sebagai Kabaharkam, alumni Akpol 1989, dengan masa dinas hingga 2025, dan Komjen Boy Rafli Amar yang sekarang menjabat sebagai Kepala BNPT, alumni Akpol 1988, dengan masa dinas aktif hingga 2023. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved