Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Kelompok Abu Sayyaf Diduga Sandera 10 WNI

Aya/X-8
29/3/2016 06:22
Kelompok Abu Sayyaf Diduga Sandera 10 WNI
(Juru Bicara Kemen­lu, Armanatha Nasir -- Antara Foto/Vitalis Yogi Trisna)

KEMENTERIAN Luar Negeri RI masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Filipina terkait dengan informasi penyande­­raan kapal tunda (tugboat) Brahma 12 beserta 10 awak ka­pal berkewarganegaraan Indonesia oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada Sabtu (26/3).

“Kami sedang coba konfir­masi karena baru dapat ka­­bar dari media tadi sore (kema­rin),” kata Juru Bicara Kemen­lu, Armanatha Nasir, di Jakarta, kemarin.

Laporan penyanderaan WNI itu beredar di media so­sial melalui akun Twitter @11ir0_erwin pukul 08.30 WIB kemarin.

‘There’s confirmed that one tugboat the name is Brahma 12 under rest by abu sayap in philipine, the vessel from ban­jar­masin wth crgo coal bulk (Terkonfirmasi ada satu tugboat bernama Brahma 12 tertangkap Abu Sayyaf di Filipina, kapal tersebut berangkat dari Banjarmasin dengan muatan batu bara)’, tulis pemilik akun tersebut.

Menurut sumber militer Fi­lipina, seperti dikutip Xinhua, penyanderaan itu mulai disadari sejak kemarin siang. Seorang korban yang juga kru kapal menghubungi atasannya dan menyampaikan bahwa ia disandera kelompok Abu Sayyaf.

“Salah satu kru menghubungi seseorang di daratan Taiwan untuk mengabarkan ia disandera oleh kelompok itu dan mereka meminta uang tebusan,” kata sumber yang eng­gan menyebutkan nama.

Sumber itu juga mengatakan otoritas menemukan kapal tun­da Brahma 12 di Pulau La­nguyan, Provinsi Tawi-Tawi, ke­marin siang. “Kapal itu tertambat,” imbuhnya.

Di sisi lain, juru bicara mili­ter Filipina Brigjen Restituto Pa­dilla mengatakan belum me­nerima informasi apa pun terkait dengan penculikan ke-10 WNI itu.

Saat dihubungi semalam, KBRI Filipina juga tidak dapat memberikan informasi karena masih libur Paskah.

Lebih lanjut, Armanatha me­ngatakan kelompok militan itu meminta uang tebusan Rp14,5 miliar. Berdasarkan surat persetujuan berlayar (port clearance), kapal milik In­donesia itu berkapasitas kotor 198 ton. Kapal dengan 10 awak kapal itu dinakhodai oleh Peter Tonsen Barahama. Kapal berangkat dari Banjarmasin pada Selasa (15/3).

Abu Sayyaf sudah berulang kali melakukan penyanderaan. Pada 4 November 2015, Abu Sayyaf menyandera beberapa warga asing dan meminta tebusan US$21 juta untuk setiap orangnya. (Aya/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya