Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KEMENTERIAN Luar Negeri RI masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Filipina terkait dengan informasi penyanderaan kapal tunda (tugboat) Brahma 12 beserta 10 awak kapal berkewarganegaraan Indonesia oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada Sabtu (26/3).
“Kami sedang coba konfirmasi karena baru dapat kabar dari media tadi sore (kemarin),” kata Juru Bicara Kemenlu, Armanatha Nasir, di Jakarta, kemarin.
Laporan penyanderaan WNI itu beredar di media sosial melalui akun Twitter @11ir0_erwin pukul 08.30 WIB kemarin.
‘There’s confirmed that one tugboat the name is Brahma 12 under rest by abu sayap in philipine, the vessel from banjarmasin wth crgo coal bulk (Terkonfirmasi ada satu tugboat bernama Brahma 12 tertangkap Abu Sayyaf di Filipina, kapal tersebut berangkat dari Banjarmasin dengan muatan batu bara)’, tulis pemilik akun tersebut.
Menurut sumber militer Filipina, seperti dikutip Xinhua, penyanderaan itu mulai disadari sejak kemarin siang. Seorang korban yang juga kru kapal menghubungi atasannya dan menyampaikan bahwa ia disandera kelompok Abu Sayyaf.
“Salah satu kru menghubungi seseorang di daratan Taiwan untuk mengabarkan ia disandera oleh kelompok itu dan mereka meminta uang tebusan,” kata sumber yang enggan menyebutkan nama.
Sumber itu juga mengatakan otoritas menemukan kapal tunda Brahma 12 di Pulau Languyan, Provinsi Tawi-Tawi, kemarin siang. “Kapal itu tertambat,” imbuhnya.
Di sisi lain, juru bicara militer Filipina Brigjen Restituto Padilla mengatakan belum menerima informasi apa pun terkait dengan penculikan ke-10 WNI itu.
Saat dihubungi semalam, KBRI Filipina juga tidak dapat memberikan informasi karena masih libur Paskah.
Lebih lanjut, Armanatha mengatakan kelompok militan itu meminta uang tebusan Rp14,5 miliar. Berdasarkan surat persetujuan berlayar (port clearance), kapal milik Indonesia itu berkapasitas kotor 198 ton. Kapal dengan 10 awak kapal itu dinakhodai oleh Peter Tonsen Barahama. Kapal berangkat dari Banjarmasin pada Selasa (15/3).
Abu Sayyaf sudah berulang kali melakukan penyanderaan. Pada 4 November 2015, Abu Sayyaf menyandera beberapa warga asing dan meminta tebusan US$21 juta untuk setiap orangnya. (Aya/X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved