Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
GURU Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Asep Usman Ismail, menyebut kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang membantai empat orang di Dusun Lewono, Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11), sebagai kelompok yang bermasalah.
Asep berpendapat bahwa kelompok MIT memiliki motivasi beragama dan solidaritas antarsesama muslim yang baik. Namun, ia mengingatkan bahwa ada hal yang lebih luas dalam beragama, yakni pemahaman terhadap Al Quran secara kontekstual serta memandang kelompok yang berkeyakinan beda secara toleran.
"Mereka ini orang bermasalah, harus dikasihani dari sisi kemanusiaan, dari sisi pendekatan tentang cinta, dari sisi kesejahteraan. Boleh jadi itu bagian integral yang harus dikedepankan dalam melihat persoalan mereka dan teman-teman mereka," kata Asep kepada Media Indonesia, Minggu (29/11).
Baca juga: Pemerintah Minta Masyarakat tidak Terprovokasi Aksi Teror MIT
Menurut Asep, langkah pemerintah mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sudah benar. Kendati demikian, ia meminta hal itu dijelaskan secara lebih jauh. Pasalnya, masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda dalam menerima informasi.
"Hemat saya, harus ada orang yang paham agama, tapi juga negarawan, berpandangan dingin, tenang, tidak apriori, dialog dari hati ke hati dengan tokoh sentralnya," jelas Asep.
Lebih lanjut, Asep menerangkan hasil dialog itu harus dijelaskan kepada masyarakat. Hal itu bertujuan agar masyarakat mengikuti pandangan-pandangan yang dari pemerintah yang bisa dipercaya, rasional, dan objektif. (P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved