Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan banjir pesisir atau rob akan kembali berulang. Wilayah yang berpotensi terdampak, antara lain, Pesisir Utara Jawa, Pesisir Selatan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Plt Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal memperkirakan potensi rob dan gelombang tinggi itu diperkirakan akan berlangsung mulai 19 hingga 21 Juni mendatang. “Setelah itu, rob akan cenderung menurun seiring penurunan kecepatan angin,” ujar Herizal melalui keterangan
resmi, kemarin.
Sebelumnya, wilayah itu juga terdampak limpasan rob pada awal Juni lalu. Menurut Herizal, potensi itu disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan baru (spring tide) pada 21 Juni mendatang.
Selain dari faktor astronomis tersebut, masih kata Herizal, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa.
“Lebih dari 4,0 meter di Samudra Indonesia selatan Pulau Jawa hingga Sumba yang dibangkitkan oleh embusan angin timuran (musim kemarau) yang kuat dan persisten. Kecepatan hingga 25 knot (46 km/jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut,” jelasnya.
Rob dan gelombang tinggi juga mengancam kembali wilayah pesisir selatan di Cilacap, Jateng. Bahkan, gelombang tinggi dilaporkan telah menggelamkan seorang nelayan di Cilacap dan hingga kemarin masih dinyatakan hilang.
Pengamat cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan, mengatakan, mulai 19 hingga 21 Juni 2020, ada ancaman gelombang tinggi dan rob yang datang bersamaan. “Warga dan nelayan di pesisir harus waspada. Apalagi, bersamaan dengan kondisi air laut pasang, gelombang di Samudra Hindia juga tinggi,” jelas Rendi, kemarin.
Aktivitas pelayaran di Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur, kemarin, juga lumpuh akibat cuaca buruk di perairan.
Sesuai laporan BMKG, tinggi gelombang di perairan maksimal mencapai empat meter dan kecepatan angin mencapai 50 kilometer per jam. “Hari ini tiga jadwal pelayaran dari Kupang terpaksa tidak beroperasi karena cuaca buruk,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Fery cabang Kupang, Cuk Prayitno.
Tiga rute pelayaran yang tutup itu ialah rute Kupang-Rote, Kupang-Aimere, dan Kupang-Larantuka. Kondisi itu mengakibatkan penumpukan kendaraan dan penumpang di pelabuhan. (Ifa/LD/PO/X-6)
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk esok hari, Rabu, 16 Juli 2025. Setidaknya 16 wilayah di Indonesia terancam hujan lebat
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, udara kabur, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan
Untuk 38 kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved