Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Mayoritas Masyarakat Mengaku Ekonomi Mereka Terpukul Korona

Cahya Mulyana
07/6/2020 19:54
Mayoritas Masyarakat Mengaku Ekonomi Mereka Terpukul Korona
Survei Indikator(Antara)

PANDEMI covid-19 selain menghantui kesehatan juga memukul ekonomi masyarakat. Hal itu terungkap dari hasil survei Indikator bahwa mayoritas masyarakat mengaku penghasilan menurun drastis selama penanggulangan virus ini.

"Kurang lebih setelah tiga bulan berada dalam situasi pandemi, warga menilai bahwa kondisi ekonomi nasional secara umum buruk sebanyak 57.6% dan sangat buruk 23.4%. Persepsi terhadap kondisi ekonomi nasionail itu adalah yang terburuk sejak tahun 2004," kata ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan resmi, Minggu (7/6).

Menurut dia, survei ini dilakukan pada 16-18 Mei 2020 terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.

Para responden diwawancarai via telepon. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional

Burhanuddin mengatakan pada tingkat rumah tangga, mayoritas warga merasakan dampak ekonomi secara langsung. Mayoritas warga saat ini menilai kondisi ekonomi rumah tangga saat ini lebih buruk atau jauh lebih buruk sebanyak 83.7% dibandingkan tahun lalu.

Baca juga : Korona Bikin Elektabilitas Anies Menurun

"Penilaian ini jauh meningkat dibandingkan survei pada Februari lalu ketika hanya sekitar 22% yang menilai demikian. Mayoritas warga saat ini juga menjawab bahwa pendapatan kotor rumah tangga saat ini menurun yakni 86%," jelasnya.

Dalam tiga bulan terakhir, jawaban menurun ini mengalami tren peningkatan yang tajam. Penurunan ini dirasakan cukup merata di semua kategori sosio-demografis.

"Akan tetapi, berdasar pendidikan tampak pola yang menunjukkan bahwa warga berpendidikan SLTA ke bawah lebih banyak yang merasakan penurunan, sementara warga berpendidikan tinggi lebih sedikit merasakan penurunan," paparnya.

Sementara itu, ia mengatakan survei kali ini juga menemukan temuan lain yakni penurunan tingkat kepuasan publik terhadap langkah-langkah pemerintah dalam pencegahan penyebaran covid-19 dibanding survei serupa pada Februari 2020. Sebanyak 56.4% masyarakat puas dan 31.3% masyarakat kurang puas akan kinerja pemerintah. Sisanya, 3.1% tidak tahu atau tidak jawab.

Sedangkan survei sebelumnya, 70,8% masyarakat puas akan kinerja pemerintah. Sisanya, 11,6 persen tidak puas dan 3,6 persen tidak menjawab.

"Masyarakat berpendidikan tinggi cenderung kurang puas dengan langkah pemerintah mencegah penyebaran covid-19 dibandingkan yang berpendidikan rendah. Kemudian masyarakat Jawa Barat cenderung kurang puas dibandingkan daerah lain," pungkasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya