Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Survei: Capres yang Blusukan Disukai Publik

Antara
24/2/2020 11:00
Survei: Capres yang Blusukan Disukai Publik
Ilustrasi--Presiden Joko Widodo (kanan) membeli cabai saat melakukan blusukan di Pasar Anyar, Tangerang, Banten.(ANTARA/Puspa Perwitasari)

CALON Presiden (Capres) yang rajin blusukan atau melakukan kegiatan memasuki tempat-tempat tertentu untuk mengetahui sesuatu masih menjadi kebiasaan pemimpin yang paling disukai publik.

Kebiasaan itu, menurut hasil survei proyeksi politik 2024 yang dilakukan dua lembaga survei politik yaitu Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI), disukai
responden sebanyak 45,2%, disusul dengan kemampuan cepat-tanggap dalam mengatasi permasalahan darurat sebanyak 29,7%.

"Jadi blusukan seperti yang dilakukan para pemimpin kita itu jauh lebih disukai ketimbang yang lainnya. Dan banyak juga pemimpin-pemimpin yang hanya populer di udara, tapi elektabilitasnya dia tidak berkaki, karena jarang turun ke masyarakat," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno di Jakarta, Minggu (23/2).

Menurut Adi, masyarakat suka dengan pemimpin yang mau berinteraksi dengan masyarakat. Apalagi pemimpin tersebut senantiasa menyapa dan menghibur suasana hati masyarakat yang dilanda kesusahan dalam hidupnya.

Baca juga: Jokowi Ancam Copot Menteri yang Lamban Beradaptasi

Selain faktor kebiasaan, survei juga membuktikan mayoritas publik masih memilih capres berdasarkan sifat dan kepribadiannya.

Sifat dan kepribadian yang paling disukai oleh publik adalah jujur dan antikorupsi (50,7%) serta tegas dan berani dalam mengambil tindakan (16,9%).

Sifat dan kepribadian itu disukai karena publik menyukai pemimpin yang moralnya baik. Kriteria pemimpin yang bermoral baik, menurut responden, adalah pemimpin yang jujur (38,4%) dan bertanggung jawab (31,9%).

Pada kriteria lainnya, Adi mengatakan bahwa responden menekankan aspek keagamaan dalam memilih Capres-Cawapres namun tidak menekankan aspek kesukuan.

Pada aspek keagamaan, responden menginginkan pasangan Capres muslim-Cawapres Muslim (68,2%).

Sedangkan pada aspek kesukuan, responden tidak menekankan pada suku tertentu. Sebanyak 60,8% menyatakan bahwa Capres-Cawapres boleh berlatar belakang dari suku mana pun. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya