Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PEMBENTUKAN Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) bertujuan untuk memperkuat budaya persatuan dan kesatuan. Solidaritas antarumat penting ditingkatkan demi menjaga martabat bangsa di mata dunia.
Penegasan itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj kepada wartawan seusai acara Pengukuhan LPOK di Gedung PGI, Jakarta, Sabtu (11/1).
Menurut dia, LPOK bukan organisasi kelompok politik. Pembentukannya pun lebih ditekankan pada upaya membangun solidaritas, seperti saling tolong menolong, bergandengan tangan, dan gotong royong dalam melaksanakan pelbagai agenda.
"Peran ke depannya ialah memperkuat antarormas agama. Caranya bagaimana? Kita punya agenda bersama, bukan agenda agama dan politik, tapi kerja sama ekonomi, koperasi, kesehatan. Misalnya membangun rumah sakit tentu nanti pengurusnya dari berbagai agama."
Said yang juga Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), menegaskan, era globalisasi saat ini sangat menantang dan rentan perpecahan. Maraknya fitnah, ujaran kebencian, dan adu domba melalui pesan digital harus diantisipasi. Menguatkan budaya persatuan merupakan solusi yang ditawarkan LPOK.
Baca juga : Pimpin LPOK, Said Aqil Tegaskan Usung Agenda Multikulturalisme
Senada dikemukakan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Jackvelyn Frits Manuputty. Ia membeberkan alasan PGI ambil bagian sebagai warga bangsa yang secara sadar dalam pembentukan LPOK.
"Kita hadir dan menawarkan kebersamaan anak bangsa. Kami juga mendukung penuh gagasan mulia untuk menghadirkan kembali sebuah lembaga yang punya keinginan membangun keguyuban sesama anak bangsa," kata dia.
Dalam acara itu Said didaulat sebagai Ketua LPOK. Organisasi tersebut beranggotakan 20 ormas keagamaan.
Rinciannya, 14 organisasi di bawah LPOI, yaitu Nahdlatul Ulama, PERSIS, Al Irsyad Al Islamiyah, Ittihadiyah, PERTI, Mathla'ul Anwar, Az Zikra, IKADI, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syarikat Islam Indonesia, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam, HBMI, dan Nahdlatul Wathan.
Sementara sisanya merupakan organisasi keagamaan lain, seperti PGI, KWI, Walubi, Permabudhi, PHDI, dan Matakin. (OL-7)
Di tengah dinamika kebangsaan yang kerap diwarnai ketegangan antara identitas agama dan tenun pluralitas, sebuah pertanyaan fundamental layak kita ajukan kembali.
PAUS Leo XIV meminta gereja Katolik merespons perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI) dalam pernyataan perdananya kepada Kolese Kardinal, 10 Mei 2025.
Persoalan di Manggarai, Jakarta Selatan, lebih tepat diatasi bila ada lowongan pekerjaan yang disiapkan bagi anak-anak muda di sana.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo menyebut hasil dari survei tersebut memperlihatkan persepsi positif terkait hal itu.
Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman panjang mengelola keberagaman agama dan budaya.
INDONESIA akan menjadi tuan rumah International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Leadership Meeting 2025 yang membahas peran agama dalam pembangunan global
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved