Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Osmar Tanjung: Radikalisme Dilawan dengan Penguatan Seni Budaya

Mediaindonesia.com
15/11/2019 14:30
Osmar Tanjung: Radikalisme Dilawan dengan Penguatan Seni Budaya
Sekjen Pusat Kajian Pengembangan Berdikari (PKPBerdikari) Osmar Tanjung(Dok Pribadi )

PENASEHAT Badan Pembina Almisbat (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia) Osmar Tanjung mengapresiasi Tim Densus 88 Antiteror yang melakukan penangkapan terhadap seorang karyawan PT Krakatau Steel.

Melalui rilis resminya, Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama mengonfirmasi yang ditangkap adalah karyawan level staf setingkat supervisor.

Menurut Osmar, paham radikalisme yang berujung pada aksi teror telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat, mulai dari Universitas, lembaga pemerintahan (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), hingga pimpinan dan karyawan BUMN.

Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut sekitar 39% mahasiswa di Tanah Air terpapar paham radikal. Alvara Research juga menemukan 19,4% Aparatur Sipil Negara (ASN) di 6 kota tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Selain itu, Kementerian Pertahanan memiliki temuan sekitar 3% anggota TNI telah terpapar paham radikalisme.

Keterlibatan karyawan BUMN pada aksi terorisme telah diantisipasi sebelumnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan mengimbau jajaran Direktur Utama BUMN mengidentifikasi benih-benih paham radikal di lingkungan kerja. Hal itu perlu dilakukan mengingat ada 2 juta pegawai BUMN yang berpotensi terpapar paham radikal.

Baca juga: Karyawan BUMN Diduga Teroris, Erick Tegaskan Dukung Aparat

Osmar Tanjung mengatakan upaya melawan radikalisme perlu didukung oleh penguatan ranah seni-budaya, khususnya dalam upaya melawan kekosongan identitas (identity vacuum) serta rasa keasingan sosial (social alienation). Ini sering terjadi akibat semakin pesatnya tingkat urbanisasi, globalisasi dan migrasi.

"Keterlibatan seni dan budaya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan modal sosial (social capital), baik secara individu maupun kolektif dengan memperkuatkan jaringan-jaringan sosial," kata Osmar melalui keterangan resmi, Jumat (15/11).

Sekjen PKP Berdikari ini menambahkan beberapa ilmuwan sosial dan pakar kontra-terorisme berpendapat peningkatan social capital merupakan salah satu variable yang sangat menentukan ketahanan (resilience), baik secara individu maupun kolektif terhadap pengaruh kaum radikal.

"Keterlibatan dalam kegiatan seni-budaya dapat menciptakan rasa memiliki komunitas serta akar identitas yang kuat (community ownership and identity). Sudah saatnya institusi negara mengendalikan radikalisme di lembaga pemerintahan dan membasmi terorisme agar kenyamanan masyarakat di negara yang berazaskan Pancasila ini terjamin," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik