Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Butuh Kolaborasi Antisipasi Serangan Siber

Gol/Ant/P-4
07/11/2019 07:05
Butuh Kolaborasi Antisipasi Serangan Siber
Kepala BSSN Hinsa Siburian(Medcom.id/M Sholahadhin Azhar)

BADAN Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan diperlukan untuk mengantisipasi serangan siber yang dapat mengancam keamanan siber nasional. "Saya berharap semua pihak dapat membangun kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi ancaman siber sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki," kata Kepala BSSN Hinsa Siburian saat membuka Konferensi Cyber Security Indonesia (CSI) 2019 di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, BSSN sangat terbuka bagi pihak mana pun untuk berbagi informasi terkait dengan keamanan siber. "Kita akan kolaborasi melalui working group, investigasi dan penelitian bersama terkait dengan teknologi, tren, dan permasalahan siber, dan capacity building dengan melaksanakan cyber security training," tuturnya.

Disebutkan, selama tiga tahun ini, BSSN berkomitmen untuk terus berperan dalam membangun keamanan dan ketahanan siber nasional melalui berbagai program kegiatan dan layanan yang telah dilaksanakan. BSSN telah memberikan layanan penilaian risiko dan identifikasi kerentanan serta audit keamanan TIK, yakni mengembangkan dan mengoordinasikan kerangka kerja perlindungan Infrastruktur Kritis Nasional (IKN), memberikan layanan capacity building, sosialisasi security awareness, dan literasi keamanan siber, mengorganisasi dan melaksanakan latihan bersama untuk menguji prosedur dan kesiapsiagaan para pemangku kepentingan khususnya dalam sektor IKN.

Program dan layanan tersebut berhasil meningkatkan tingkat keamanan siber Indonesia dengan indikasi meningkatnya peringkat Indonesia pada Global Cyber Security Index (GCI). "Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif para pemangku kepentingan keamanan siber nasional," kata mantan Wakasad ini.

Dikatakannya, berdasarkan laporan GCI yang dikeluarkan International Telecommunication Union (ITU), peringkat Indonesia naik dari peringkat ke-70 pada 2017 menjadi peringkat ke-41 pada 2018 dari 194 negara. (Gol/Ant/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya