Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Upaya Mengganti Pancasila Jadi Ancaman Serius

Ferdinand
20/8/2019 09:10
Upaya Mengganti Pancasila Jadi Ancaman Serius
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono.(MI/MOHAMAD IRFAN)

PELAKSANA Tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menyebut perilaku intoleransi dan upaya mengganti Pancasila dari internal masyarakat Indonesia sudah cukup tinggi. "Karena itu, BPIP akan terus melakukan sosialisasi Pancasila dan akan menjadikan Pancasila sebagai pegangan bagi laku manusia," katanya seusai seminar nasional bertajuk Pancasila sebagai Platform Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, di Auditorium kampus Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, kemarin.   

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri pada 2017, kata dia sebanyak 19,4% aparat sipil negara (ASN) menyatakan tidak setuju pada Pancasila. Hasil survei lainnya, menyebut sekitar 3% personel TNI menolak Pancasila.   

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu juga mengatakan sekitar 23,4% mahasiswa menolak Pancasila dan setuju dengan jihad, sedangkan SMA sekitar 23,3% tidak setuju dengan Pancasila dan setuju dengan jihad. Sementara itu, 18,1% pegawai swasta mengatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila.   

Menurut Hariyono, Pancasila adalah ideologi bangsa yang berupa pemikiran, berisi nilai-nilai luhur bangsa. "Ideologi itu harus terus dirawat dan dipelihara agar tidak tergerus dan luntur," katanya. Mantan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Malang itu menjelaskan, mengingat Pancasila itu pemikiran, sehingga pemikiran orangtua belum tentu sama dengan pemikiran anak mereka. "Ada anak seorang Pancasilais menjadi menolak Pancasila, dan ada juga anak seorang kiai menjadi teroris," tukasnya.

Ia menambahkan, kondisi masyarakat saat ini sedang mengalami distorsi pemahaman terhadap Pancasila. "Ada elite yang mengaku Pancasilais, tapi kenyataannya dia korupsi. Koruptor itu anti-Pancasila," tegasnya. Pada tahapan berikutnya, menurut dia, distorsi pemahaman terhadap Pancasila bisa terjadi karena kurangnya keteladanan, adanya sikap inklusivisme, dan intoleran. "Karena itu, BPIP akan melakukan sosialisasi Pancasila lebih intensif sehingga menjadi pegangan dan laku hidup masyarakat sehari-hari."

Seminar nasional tersebut, selain diselenggarakan di kampus UNS dengan 12 fakultas, juga dilaksanakan di Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta. Itu merupakan seminar nasional Pancasila secara se-rentak pertama yang diselenggarakan BPIP bekerja sama dengan kalangan kampus. (FR/Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik