Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
BERKAITAN dengan momentum Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat mengingatkan tiga pokok persoalan yang harus segera dituntaskan agar bangsa Indonesia dapat melangkah maju.
"Bangsa kita itu punya tantangan, harus punya birokrasi yang berwibawa dan efektif. Kedua, science dan teknologi, kalau tidak berkembang ketinggalan nanti. Ketiga, negara harus punya identitas kuat, yang sakral," ujar Komaruddin saat acara focus group discussion (FGD) Gerakan Suluh Kebangsaan di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Jumat (16/8).
Menurut Komaruddin, tiga hal tersebut saling berantai dan melengkapi. Sehingga apabila salah satu poinnya rumpang, maka akan mengacaukan yang lainnya.
"Problemnya ketika birokrasi tidak efektif, science dan technology tidak berkembang, yang menonjol identitas lebih yang identitas sektarian maka semakin berat bebannya bagi negara," terang Komaruddin.
Selain itu, lanjut Komaruddin, untuk dapat menjadi bangsa yang maju, bangsa Indonesia harus menguatkan kembali komitmennya sebagai satu kesatuan bangsa.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, menurut Komaruddin bangsa Indonesia adalah bangsa yang dalam proses menjadi, karena terdiri dari berbagai suku yang lantas bersatu atas nama Indonesia.
"Sebuah bangsa yang belum solid sebagai nations yang homogen itu akan makan energi yang banyak untuk menjaga kerukunan toleransi dan sebagainya, sehingga energinya tersedot ke sana," tutur Komaruddin.
Meski Indonesia sudah memiliki kekuatan yang mumpuni setelah berpuluh-puluh tahun merdeka, Komaruddin menilai saat ini Indonesia masih berkutat pada persoalan bagaimana menyatukan perbedaan dan kemajemukan. Hal tersebutlah, yang dinilai Komaruddin membuat bangsa Indonesia tertinggal dengan bangsa-bangsa lainnya.
"Saya ingin Agustus ini tiga tantangan tadi harus diatasi, sebab kalau tidak kita akan ketinggalan ke depan," pungkas Komaruddin.
Pada focus group discussion (FGD), Gerakan Suluh Kebangsaan membahas perihal Scenario Planning Workshop terkait proyeksi Indonesia ke depan dan tantanggannya menghadapi ancaman gerakan intoleransi dan radikalisme yang kian nyata.
Scenario Planning Workshop yang dimulai pada pukul 13.30 tersebut dijadwalkan berlangsung hingga petang. Selain Komaruddin, dalam acara tersebut dihadiri pula oleh para tokoh bangsa lainnya yaitu, Mahfud MD, Salahuddin Wahid, Amin Abdullah, Alwi Shihab, Allisa Wahid, Sudhamek, Hilmar Farid, Romo Benny Susetyo,Jaleswari Pramodawardhani, Budi Kuncoro, Najella Sihab, Nurhooda Ismail, Deputi BIN Letjen Munir, Haedar Nasir, Suhardi Alius, Haedar Nashir, dan Deputi BIN Letjen Munir. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved