Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Rencana sejumlah elite politik untuk melakukan rekonsiliasi pasca-Pemilu Presiden 2019 sebaiknya dilakukan secara alamiah. Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengingatkan agar rekonsiliasi tidak perlu dipaksakan dan harus rekonsiliasi saat ini juga. “Toh, semua sudah menerima hasil pemilu, putusan sudah final dan mengikat, serta kubu 02 sudah menerima bahwa dia akan bertemu pada saatnya,” tuturnya di Jakarta, Sabtu (6/7).
Rekonsiliasi diharapkan mampu menyatukan masyarakat Indonesia yang terbelah selama pelaksanaan pemilu. Namun demikian, Jimly mengingatkan sikap menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan keinginan para elite politik untuk bertemu bukan menjadi prasyarat rekonsiliasi. “Justru yang terpenting ialah menyiapkan para pendukung capres untuk menerima hasil keputusan tersebut,” ujarnya.
Ia khawatir, apabila pertemuan para elite politik untuk rekonsiliasi dilakukan terburu-buru, itu justru menimbulkan kekecewaan, khususnya pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. “Misalnya, sesudah keputusan MK masih ada ibu-ibu yang menangis di depan foto, itu kan mendalam sekali. Hal itu harus kita hargai kita hormati juga. Kalau misalnya Prabowo terlalu cepat ketemu, itu mungkin menyakitkan ibu itu. Dia hanya simbol mewakili banyak orang karena jumlah orang yang ingin ganti presiden banyak,” terang Jimly.
Menurut Jimly, hal yang terpenting dalam demokrasi Indonesia ke depan ialah bagaimana mengelola perbedaan politik selama lima tahun mendatang. Ia mengingatkan agar tidak semua hal masuk ke barisan pemenangan yang menjadi monolitik politik. Hal itu demi terciptanya check and balance yang dapat mengimbangi pemerintahan.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pentingnya rekonsiliasi antara presiden terpilih Joko Widodo dan Prabowo. JK menceritakan hasil pertemuannya dengan Prabowo bulan lalu. Pertanyaan pertama yang ia ajukan ialah apa tujuannya bagi negeri. “Dia bilang ‘oh tujuannya ialah memajukan bangsa ini, ekonominya, sosialnya secara adil.’ Kalau begitu, kita jabat tangan karena itu tujuan kita semua,” kata Kalla.
Menurut Kalla, apabila para elite politik memiliki punya tujuan yang sama, rekonsiliasi bukan hal mustahil. Yang menjadi persoalan, tambahnya, bila tujuan tidak dicapai, kita akan alami perbedaan dan persatuan menjadi renggang. “Karena itu, salah satu inti pokok ialah mencari tujuan kebangsaan baru kita akan mencapai persatuan,” ujarnya. (Dro/P-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved